Inflasi Tinggi & Supply Rendah, Masa Depan Emas Antam Cerah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 22/11/2021 08:53 WIB
Foto: Dok Antam

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen positif untuk emas terus berdatangan, membuat masa depannya diperkirakan akan cerah. Pada pekan lalu, harga emas dunia mengalami koreksi 1% setelah menguat sekitar 3,5% dalam dua minggu sebelumnya, dan diperkirakan akan kembali naik di pekan ini.

Jika terealisasi, tentunya harga emas bantangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. yang stagnan pada perdagangan Senin (22/11) juga akan kembali naik.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan hari ini sama dengan Sabtu pekan lalu. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 947.000/batang.


PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berikut daftar lengkap harga emas batangan di situs logammulia.com.

BeratHarga DasarHarga NPWP (+Pajak 0.45%)Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr523,500525,500527,500
1 gr947,000951,000955,000
2 gr1,834,0001,842,0001,850,000
3 gr2,726,0002,738,0002,750,000
5 gr4,510,0004,530,0004,550,000
10 gr8,965,0009,005,0009,045,000
25 gr22,287,00022,387,00022,487,000
50 gr44,495,00044,695,00044,895,000
100 gr88,912,00089,312,00089,712,000
250 gr222,015,000223,014,000224,013,000
500 gr443,820,000445,817,000447,814,000
1000 gr887,600,000891,594,000895,588,000

Hasil survei mingguan dari Kitco menunjukkan 8 dari 17 analis di Wall Street memberikan proyeksi bullish (kenaikan harga) emas di pekan ini, sementara 4 orang bearish (penurunan harga) dan sisanya netral.

Sementara survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar, dengan 1.057 partisipan menunjukkan 71% bullish, 15% bearish, dan sisanya netral.



Untuk jangka menengah, inflasi dan supply akan menjadi "duet maut" yang bisa membawa emas terbang tinggi di sisa tahun ini, bahkan berlanjut hingga tahun depan.

Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi maka permintaannya akan meningkat, harganya pun bisa melesat.
Inflasi tinggi sedang melanda banyak negara, mulai Amerika Serikat (AS), beberapa negara di Eropa, hingga di Asia seperti China.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu (10/11) melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) bulan Oktober melesat 6,2% year-on-year (YoY), menjadi kenaikan terbesar sejak Desember 1990.

Sementara inflasi CPI inti yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 4,6%, lebih tinggi dari ekspektasi 4% dan tertinggi sejak Agustus 1991.
Tingginya inflasi tersebut menjadi salah satu pemicu kenaikan emas dua pekan sebelumnya.

Ketika permintaan tinggi akibat inflasi, supply justru diperkirakan akan melambat dalam dua tahun ke depan.

Departemen Industri, Ilmu Pengetahuan, Energi dan Sumber Daya Australia melaporkan sepanjang 2021 supply emas akan tumbuh 2,7% menjadi 4.840 ton, karena meningkatnya penambangan di Australia. Amerika Serikat dan Kanada.

Tetapi di tahun 2022 dan 2023 pertumbuhan supply diperkirakan melambat menjadi rata-rata 1,1%.

Alhasil, saat demand sedang tinggi sementara supply pertumbuhannya melambat, harga emas tentunya berpeluang melesat.

Analis dari Societe Generale dalam proyeksi terbarunya memperkirakan emas akan reli hingga tiga bulan pertama tahun depan. Bank yang berbasis di Prancis tersebut kini memprediksi rata-rata harga emas berada di kisaran US$ 1.950/troy ons pada kuartal I-2021. Saat ini harga emas dunia berada di kisaran US$ 1.845/US$. 

Sebelumnya, Damian Courvalin, kepala riset energi di Goldman Sachs, yang memberikan pernyataan bullish terhadap emas. Dalam wawancara di Bloomberg TV yang dikutip Kitco, Courvalin menyebutkan, akan terjadi peningkatan demand emas dari bank sentral dan negara emerging market.

Courvalin juga melihat harga emas bisa melewati lagi US$ 2.000/troy ons, yang tentunya bisa mengerek harga emas Antam.

"Perkiraan dasar kami emas di US$ 2.000/troy ons, setelah itu tercapai peluang untuk naik lebih tinggi ke depannya seharusnya akan terbuka," kata Courvalin sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (12/11).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas - Obligasi Jadi Primadona Saat Perang Dagang Belum Usai