InvesTime

Ini Lho Bocoran Tipikal Saham yang Cocok buat Trading!

My Money - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 November 2021 19:42
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Trader atau para pencari cuan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode jangka pendek tidak hanya harus bisa memiliki kemampuan pengelolaan uang (money management), tetapi juga mesti tepat dalam memilih saham-saham mana yang bisa menghasilkan cuan.

Joseph Gabetua, Senior Analyst Creative Trading System, mengatakan setidaknya ada tiga kriteria spesifik tipikal saham mana saja yang cocok untuk trading jangka pendek.

Pertama, saham-saham dengan volatilitas tinggi dan yang terjadi di pasar modal RI. Kedua, lihat volume perdagangan atas saham-saham yang dimaksud tersebut.

"Kalau trading jangka pendek mungkin salah satu kriterianya adalah pertama adalah mencari volatilitas. Mereka mencari lonjakan-lonjakan harga, lead-lead yang terjadi di dalam market," papar Gabetua, dalam dalam program Investime CNBC Indonesia, Jumat (5/11/2021) lalu.

"Makanya untuk trading jangka pendek untuk trader kan lebih menarik kalau universe saham dicari dan dibedah dari volatilitasnya, mana saham-saham yang belakangan memang pergerakannya lagi cukup atraktif dan tinggi," tambahnya.

Kedua, menurutnya, trader disarankan untuk mencari saham-saham yang masuk dalam indeks saham tertentu.

"Cari yang memang banyak fund manager atau reksa dana yang melakukan benchmarking ke index tersebut," tambahnya.

Sebagai catatan, ada sejumlah indeks saham di BEI, mulai dari indeks acuan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks sektoral saham (properti, keuangan, konsumer, dan lainnya), hingga indeks kategori LQ45 hingga IDX30.

"Jadi ada tiga, yakni volatilitas, lihat volume, dan supaya lebih aman dan tidak nyangkut harus lihat indexnya seperti apa," pungkasnya.

Pada perdagangan Senin ini (8/11), IHSG ditutup di zona hijau, didorong oleh sentimen dari kenaikan harga komoditas energi, terutama batu bara China.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup melesat 0,77% ke level 6.632,297. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG diperdagangkan di zona hijau tanpa sedikitpun menyentuh zona merah.

Namun, IHSG masih belum mampu menyentuh level tertinggi sepanjang masa yang pernah tercipta pada tahun 2018, yakni di level 6.693,4.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sudah 5 Tahun Investasi Reksa Dana, Cuan atau Tekor?


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading