InvesTime
Harga Batu Bara Ambrol Parah, Ini Nasib Saham di Akhir Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Perubahan harga batu bara sangat ekstrim dalam beberapa waktu terakhir. Sempat menyentuh rekor tertinggi pada awal bulan lalu di angka US$ 280/ton, kini harganya turun hingga menjadi US$ 240/ton.
Bahkan kemerosotan harga batu bara masih belum berhenti. Selasa kemarin (2/11), harga batu bara Ice Newcastle Australia turun 1,37% ke US$ 137,1/ton.
Head of Research PT Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai kenaikan harga batu bara bulan lalu terjadi akibat persediaan yang tidak bisa mengimbangi permintaan.
"Jika flash back penyebab naik karena suplai terbatas karena peralihan energi baru terbarukan (EBT) terlalu cepat, kemudian demand terlalu tinggi saat momen pemulihan ekonomi, sementara suplai terbatas yang disediakan dari EBT, jadi mau nggak mau kembali ke fosil seperti minyak, batu bara, dan gas. Ini yang menaikkan batu bara harga dari US$ 50/ton ke US$ 280/ton," ujar Robertus dalam program Investime CNBC Indonesia, Selasa (2/11/21).
Dia menilai, fluktuasi harga batu bara sangat mempengaruhi harga sahamnya. Kenaikan dan penurunan secara ekstrim yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir membuat harga saham emiten batu bara bergerak secara simultan.
Melihat harga batu bara yang kemungkinan masih akan bergerak ekstrim [anjlok parah], maka harga sahamnya pun dinilai akan gerak berbarengan.
"Dalam jangka pendek volatilitas masih akan tinggi, fluktuasi tetap ekstrim karena harga batu bara dari US$ 280/ton ke US$ 140/ton itu kan ekstrim, itu akan mempengaruhi pergerakan saham secara harian," paparnya.
Hal ini terlihat dari gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih belum menyentuh level 6.700, sempat ambruk lagi ke level 6.500. Padahal laju saham-saham komoditas termasuk emiten batu bara sempat mengangkat indeks acuan pasar modal itu di level 6.600.
Pada perdagangan Rabu ini (3/11), saat IHSG di level 6.506 pada sesi I, saham batu bara mulai menguat. Misalnya saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) +1,52% di Rp 1.665/saham, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) +2,67% di Rp 22.100/saham.
Kenaikan juga dicatatkan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) +1,15% di Rp 2.630/saham dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) +0,66% di Rp 7.625/saham.
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga naik 1,43% di Rp 71/saham dan saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) +0,69% di Rp 292/saham.
[Gambas:Video CNBC]
Harga Batu Bara Masih On Fire, Awas Tahun Depan Bisa Drop!
(tas/tas)