Sabtu Kelabu, Harga Emas Antam Turun Rp 6.000/Gram

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Sabtu, 30/10/2021 10:20 WIB
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari Sabtu (30/10) menjadi kelabu bagi emas Antam, harganya merosot cukup tajam menyusul jebloknya emas dunia. Di pekan depan, tekanan bagi emas bisa jadi semakin besar, sebab ada bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.

Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini jeblok Rp 6.000/gram pada hari ini, dibandingkan harga Jumat kemarin, melansir data dari situs logammulia.com. Emas dengan berat 1 gram dibanderol Rp 925.000/batang atau secara persentase turun 0,64%.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, semuanya mengalami penurunan. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


BeratHarga DasarHarga NPWP (+Pajak 0.45%)Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr512,500514,500516,500
1 gr925,000929,000933,000
2 gr1,790,0001,798,0001,806,000
3 gr2,660,0002,671,0002,683,000
5 gr4,400,0004,419,0004,439,000
10 gr8,745,0008,784,0008,823,000
25 gr21,737,00021,834,00021,932,000
50 gr43,395,00043,590,00043,785,000
100 gr86,712,00087,102,00087,492,000
250 gr216,515,000217,489,000218,463,000
500 gr432,820,000434,767,000436,715,000
1000 gr865,600,000869,495,000873,390,000

Harga emas dunia Jumat kemarin jeblok 0,88% ke US$ 1.782,80/troy ons, menjadi pemicu utama merosotnya harga emas Antam hari ini.

Analis melihat harga emas dunia saat ini sudah menakar terjadinya tapering, sehingga tidak akan merosot tajam, tetapi dengan syarat tapering tidak dilakukan dengan agresif.
Pasar memprediksi The Fed akan melakukan tapering sebesar US$ 15 miliar setiap bulannya, dari nilai saat ini sebesar US$ 120 miliar. Sehingga memerlukan waktu 8 bulan hingga QE menjadi nol alias selesai.

Meski demikian, saat mengumumkan tapering, emas pasti akan mengalami gejolak, tetapi diperkirakan hanya sesaat.

"Tapering seharusnya sudah dan sangat terdiskon (dari harga emas saat ini), meski demikian pasti akan ada gejolak merespon pengumuman The Fed pekan depan, tetapi hanya dalam waktu yang singkat, selalu demikian," kata Rhona O'Connell, analis di StoneX.

Rilis data inflasi AS berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang kembali menanjak membuat emas terpuruk kemarin, sebab The Fed diperkirakan lebih agresif dalam melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Tapering pernah terjadi di tahun 2013, dan emas saat itu masuk ke tren bearish (menurun dalam jangka panjang) hingga tahun 2015.

Departemen Tenaga Kerja AS kemarin melaporkan inflasi PCE tumbuh 4,4% year-on-year (YoY) di bulan September, menjadi yang tertinggi sejak tahun 1991, dan naik dari bulan sebelumnya 4,3% YoY.

Kemudian inflasi inti PCE tumbuh 3,6% YoY, sama dengan pertumbuhan bulan Agustus, tetapi juga berada di level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Inflasi PCE merupakan acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter. Inflasi PCE yang terus meningkat membuat The Fed membuat The Fed kemungkinan lebih agresif dalam melakukan tapering, bahkan bisa jadi akan menaikkan suku bunga di tahun depan.

Mayoritas anggota dewan The Fed memang melihat suku bunga bisa naik di tahun 2022, dan bisa menjadi mimpi buruk bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas - Obligasi Jadi Primadona Saat Perang Dagang Belum Usai