Mau Cuan? Ini Jurus 'Maut' Jualan Properti Saat Pandemi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
23 September 2021 11:35
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 telah membuat kebiasaan masyarakat berubah dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam memenuhi kebutuhannya. Meski aktivitas ekonomi sempat turun, tapi peluang mencari cuan masih terbuka, termasuk dari jual beli properti.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengungkapkan ada 4 juta orang setiap bulan mengunjungi situs rumah.com untuk membeli mencari properti.

"Survei kami menunjukkan dua dari tiga orang hendak membeli properti dalam waktu satu tahun ke depan," ujar Novita dalam acara Investime CNBC Indonesia TV, dikutip Kamis (23/9/2021).

Selama hampir dua kuartal berturut-turut di tahun ini, kata Novita indeks harga terus menurun. Namun pada Kuartal II-2021 indeks harga naik atau berada pada angka 112,8. Indeks ini naik sebesar 2,24% dibanding Kuartal I-2021 (quarter-on-quarter/QoQ). Secara tahunan (year-on-year/YoY), kenaikannya sebesar 1,97%.

Adapun tren harga properti untuk rumah tapak per Kuartal II- 2021 juga naik sebesar 2,36% (QoQ). Secara tahunan, angka ini naik sebesar 3,61%. Untuk apartemen, tren harga di kuartal kedua 2021 turun sebesar 0,83% (QoQ) dan 4,40% (YoY).

"Dari sini meskipun di masa pandemi, kita lihat minta terhadap listing properti terus cenderung naik, meskipun pada saat PPKM itu sempat turun, tapi di Agustus itu naik lagi. Tandanya peminat terhadap properti mulai bangkit," ujarnya.

Peningkatan penjualan rumah juga, kata Novita didorong oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah stimulus dari pemerintah yang memberikan diskon 100% Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah.

Selain itu juga rendahnya suku bunga kebijakan BI yang saat ini berada pada level 3,5%. "Dan sekarang ini selama dua tahun ke belakang, banyak promo-promo yang dilakukan developer dan bank."

Novita menjelaskan, di masa pandemi, mengandalkan digital merupakan suatu keharusan. Karena adanya pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat harus membatasi aktivitasnya.

"Pandemi mengubah consumer behaviour. Mungkin tadinya banyak kegiatan melakukan offline, sekarang sudah beralih ke online," tuturnya.

Rumah.com selaku platform penyedia informasi penjualan properti, kata Novita salah satu strategi yang dijalankan adalah terus melaraskan apa yang dibutuhkan konsumen.

Berdasarkan tren pencarian di rumah.com, rumah yang banyak dicari adalah rumah dengan harga di bawah Rp 750 juta, dengan jenis rumah tapak.

"Dari sisi rumah.com sebagai properti teknologi company, menjawab kebutuhan konsumen yang mencari informasi lewat online, bukan hanya menyajikan listing-listing properti. Tapi sebetulnya kita jadi one stop solution," tuturnya.

"Para properti seeker, atau konsumen dan kalau mau beli rumah, cari informasi yang detail mengenai yang terkait legal, KPR, dan sebagainya. Ini untuk membantu properti seeker mendapatkan rumah idamannya," ujar Novita lagi.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga Naik Tapi Mau Cuan Nyewain Properti? Gini Caranya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular