Harga Emas Antam Turun Goceng, tapi Seminggu Naik Goceng Juga

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 July 2021 10:00
Emas
Ilustrasi Logam Mulia Antam (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) turun hari ini. Namun dalam sepekan, harga masih membukukan kenaikan.

Pada Sabtu (31/7/2021), harga Logam Mulia dibanderol Rp 948.000/gram. Turun Rp 5.000 dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) berada di Rp 843.000/gram. Turun Rp 7.000 dibandingkan kemarin.

Meski demikian, harga Logam Mulia masih naik secara mingguan. Sepekan lalu, harga berada di Rp 943.000/gram sehingga dalam seminggu harga naik Rp 5.000 (0,53%).

Harga Logam Mulia searah dengan pergerakan harga emas dunia. Pekan ini, harga emas dunia di pasar spot naik 0,68% secara point-to-point.

Kenaikan harga emas disebabkan oleh pelemahan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Dua aset ini punya hubungan yang berbanding terbalik.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Jadi saat dolar AS melemah, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun terungkit.

Halaman Selanjutnya --> Dolar AS Lemas

Dolar AS memang sedang lesu. Sepanjang pekan ini, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,79% secara point-to-point.

Hasil rapat bulanan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) tidak berpihak kepada mata uang Negeri Adidaya. Seperti yang sudah diduga, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%. The Fed juga tetap mempertahankan besaran pembelian surat berharga (quantitative easing) yaitu US$ 120 miliar per bulan.

Dalam konferensi pers usai rapat, Powell kembali menegaskan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru untuk 'mencabut saklar'. Meski Powell melihat pemulihan ekonomi AS masih berjalan di jalur yang benar, tetapi dirinya ingin memastikan pasar tenaga kerja bangkit terlebih dulu.

"Saya ingin melihat angka tenaga kerja yang kuat dalam beberapa bulan ke depan sebelum mengurangi besaran pembelian aset," tegas Powell, seperti dikutip dari Reuters.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), lanjut Powell, memang menjadi risiko besar bagi perekonomian Negeri Paman Sam. Apalagi kini sudah hadir varian delta yang lebih mudah menular ketimbang sebelumnya. Namun Powell percaya bahwa AS sudah belajar banyak dalam hal penanganan pandemi.

"(Virus corona varian delta) akan menimbulkan konsekuensi kesehatan yang luar biasa. Namun dari gelombang-gelombang serangan virus corona sebelumnya, terlihat bahwa dampak ekonominya semakin berkurang.

Sepertinya kita sudah belajar dalam menangani pandemi dengan dampak ekonomi yang lebih sedikit. Dengan vaksinasi dan dukungan kebijakan, berbagai indikator ekonomi dan ketenagakerjaan akan terus membaik," jelas Powell.

Sikap The Fed yang belum memberikan sinyal terang-benderang soal pengetatan kebijakan (tapering off) membuat dolar AS kehilangan pegangan. Tanpa kejelasan kapan The Fed bakal mengurangi 'dosis' quantitative easing, maka pasokan dolar AS masih akan terus melimpah sehingga 'harganya' menjadi murah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan, Seminggu Anjlok Rp 11.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular