Melesat Nyaris 1,4%, Harga Emas Antam Bisa ke Rp 1.000.000?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 July 2021 08:55
Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) membuat harga emas dunia menguat pada perdagangan Rabu lalu.

Kemudian, kemarin rilis data pertumbuhan ekonomi AS juga mengecewakan, alhasil harga emas dunia melesat. Dampaknya, harga emas Antam juga ikut naik tajam pada perdagangan Jumat (30/7/2021).

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, ini naik Rp 8.000/gram. Emas dengan berat 1 gram hari ini dibanderol Rp 953.000/batang, secara persentase naik 0,85%. Kemasin emas ini juga naik 0,53% sehingga dalam 2 hari terakhir melesat nyaris 1,4%. 

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

BeratHarga DasarHarga NPWP (+Pajak 0.45%)Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr526,500528,500530,500
1 gr953,000957,000961,000
2 gr1,846,0001,854,0001,862,000
3 gr2,744,0002,756,0002,768,000
5 gr4,540,0004,560,0004,580,000
10 gr9,025,0009,065,0009,106,000
25 gr22,437,00022,537,00022,638,000
50 gr44,795,00044,996,00045,198,000
100 gr89,512,00089,914,00090,317,000
250 gr223,515,000224,520,000225,526,000
500 gr446,820,000448,830,000450,841,000
1000 gr893,600,000897,621,000901,642,000

Harga emas dunia pada perdagangan Kamis melesat 1,17% ke US$ 1.827,95/troy ons, setelah naik 0,45% di hari sebelumnya. Kenaikan pun masih berlanjut pagi ini sebesar 0,15%.

Pemicu awal kenaikan emas dunia yakni belum adanya kejelasan kapan The Fed akan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

The Fed melihat perekonomian AS semakin kuat, tapi masih perlu melihat kemajuan substansial lebih lanjut, khususnya untuk pasar tenaga kerja dan inflasi, sebelum memulai tapering.

"Kami menggunakan pendekatan yang setransparan mungkin. Kita belum mencapai kemajuan substansial lebih lanjut," kata ketua The Fed, Jerome Powell, sebagaimana dikutip CNBC International, Kamis (29/7/2021).

Sementara itu untuk pasar tenaga kerja, Powell mengatakan masih perlu lebih kuat lagi, sebelum memulai tapering.

"Saya ingin melihat pasar tenaga kerja lebih kuat lagi dalam beberapa bulan ke depan sebelum memulai mengurangi QE yang saat ini senilai US$ 120 miliar per bulan," kata Powell.

Spekulasi tapering tidak akan dilakukan dalam waktu dekat semakin kuat setelah rilis data pertumbuhan ekonomi AS kemarin.

Departemen Perdagangan AS kemarin melaporkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 6,5% di kuartal II, sedikit lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya 6,3%, tetapi jauh di bawah estimasi Dow Jones sebesar 8,4%.

Alhasil, harga emas melaju kencang, dan masih bisa berlanjut pada hari ini jika data inflasi di AS yang dirilis nanti malah menunjukkan kenaikan.

Emas secara tradisional dianggap aset lindung nilai terhadap inflasi. Artinya semakin tinggi inflasi, maka permintaannya akan semakin meningkat, harganya bisa semakin menguat. Emas Antam pun akan terkerek naik lagi.

Inflasi berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) di bulan Mei melesat 3,4% (year-on-year/YoY). Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 1992. Data terbaru akan dirilis hari ini, hasil polling Reuters menunjukkan inflasi akan naik lagi menjadi 3,9% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular