Usai Pengumuman Jokowi, Harga Emas Antam Turun Tipis!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 July 2021 09:24
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang pekan lalu, harga emas Antam turun meski tidak terlalu besar, 0,63%. Penurunan masih berlanjut di awal pekan ini, Senin (26/7/2021), saat Pemerintah secara resmi memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 hingga 2 Agustus mendatang, tetapi ada beberapa pelonggaran.

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini turun tipis, Rp 1.000/gram di semua ukuran. Ukuran 1 gram dijual Rp 942.000/batang, secara persentase penurunannya sebesar 0,11%.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berikut harga emas berdasarkan data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com.

BeratHarga DasarHarga NPWP (+Pajak 0.45%)Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr521,000523,000525,000
1 gr942,000946,000950,000
2 gr1,824,0001,832,0001,840,000
3 gr2,711,0002,723,0002,735,000
5 gr4,485,0004,505,0004,525,000
10 gr8,915,0008,955,0008,995,000
25 gr22,162,00022,261,00022,361,000
50 gr44,245,00044,444,00044,643,000
100 gr88,412,00088,809,00089,207,000
250 gr220,765,000221,758,000222,751,000
500 gr441,320,000443,305,000445,291,000
1000 gr882,600,000886,571,000890,543,000

Kemarin, pengumuman perpanjangan PPKM level 4 dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM level 4 dari tanggal 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021," kata Jokowi dalam pernyataan resmi dari Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (25/7/2021).

Meski demikian, pelonggaran dilakukan di beberapa sektor. Pasar rakyat yang menjual sembako diperbolehkan bukan normal, tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu usaha kecil juga kembali boleh dibuka hingga pukul 21:00 WIB, dan warung makan atau sejenisnya diizinkan bukan hingga pukul 20:00 WIB, dan boleh makan ditempat dengan protokol kesehatan yang ketat, dan maksimal 20 menit setiap pengunjung.

Kemudian pusat perbelanjaan, mal, pusat perdagangan dibuka dengan kapasitas maksimal 25% sampai dengan 17.00 waktu setempat.

Dengan pelonggaran tersebut, roda perekonomian akan berputar sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Permintaan akan emas batangan juga berpotensi meningkat.

Sementara itu emas dunia, yang menjadi faktor utama penentu harga emas di dalam negeri, masih belum jelas arahnya di pekan ini. Hal tersebut tercermin dari hasil survei mingguan yang dilakukan Kitco.

Dari 15 analis di Wall Street yang disurvei Kitco, sebanyak 9 orang atau 60% memberikan proyeksi bearish (tren turun) untuk emas di pekan ini. Sebanyak 2 orang atau 13% memberikan proyeksi bullish (tren naik), dan sisanya netral.

Sebaliknya, survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dari 571 partisipan sebanyak 55% memberikan proyeksi bullish, 26% bearish, dan sisanya netral.

Perbedaan antara Wall Street dan Main Street tersebut memberikan gambaran belum jelasnya kemana emas melangkah.

Maklum saja, di pekan ini ada bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.

Kebijakan The Fed yakni program pembelian aset (quantitative easing/QE) serta suku bunga merupakan salah satu faktor utama yang menggerakkan harga emas dunia.

Dalam pengumuman kebijakan moneter Juni lalu, The Fed memberikan proyeksi terbaru suku bunga akan naik di tahun 2023, bahkan tidak menutup kemungkinan di tahun depan. Lebih cepat dari sebelumnya yang memproyeksikan kenaikan suku bunga di tahun 2024.

Meski demikian, dengan kondisi perekonomian global yang diperkirakan melambat, mulai muncul keraguan The Fed akan menaikkan suku bunga tahun depan.

Bagaimana pandangan terbaru The Fed terhadap kondisi ekonomi di tengah lonjakan kasus Covid-19, serta apakah masih ada peluang tapering atau pengurangan QE dilakukan di tahun ini akan menjadi perhatian pelaku pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular