
Lumayan, Harga Emas Antam Naik Seceng Nih

Selain itu, pelaku pasar masih meyakini bahwa kebijakan moneter di berbagai negara, khususnya Amerika Serikat (AS), tetap akan longgar. Ini karena pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menyisakan luka yang teramat dalam sehingga butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkannya.
"Apa yang kita lihat akhir-akhir ini adalah bank sentral menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga acuan dengan tergesa-gesa. Investor menyadari bahwa kebijakan moneter akan tetap longgar, dan ini membantu menstabilkan harga emas," kata Fawad Razaqzada, Analis di ThinkMarket, seperti dikutip dari Reuters.
Saat kebijakan moneter tetap longgar, terutama di AS, maka mata uang dolar AS kemungkinan sulit menguat. Sebab pasokan dolar AS akan melimpah.
Berdasarkan survei Reuters terhadap 70 analis valas pada 28 Juni-1 Juli 2021, pelaku pasar memperkirakan dalam jangka pendek dolar AS boleh saja menjalani tren bullish. Namun dalam jangka panjang, tren itu akan mereda. Sebagian besar responden memperkirakan dolar AS akan melemah dalam kurun waktu 12 bulan ke depan.
"Kami memperkirakan dolar AS akan menguat dalam bebera bulan ke depan. Namun dalam horison jangka panjang, kami memperkirakan tren ini memudar," kata David Adams, Head of G10 FX Strategist di Morgan Stanley, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
