Isu Tapering Mereda, Harga Emas Antam Bisa Melesat Pekan Ini?

My Money - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 June 2021 09:40
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo) Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam pada minggu lalu sempat jeblok ke level terendah 2 pekan, sebelum berakhir pulih pada hari Sabtu (5/6/2021) dan mencatat pelemahan 0,5% dalam sepekan.

Isu tapering yang membuat emas dunia merosot membuat emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) ini ikut melemah. Tetapi kini isu tapering tersebut meredup, emas Antam tentunya berpeluang naik kembali.

Meski demikian, pada perdagangan hari ini, Senin (7/6/2021), harga emas Antam turun tipis. Satuan 1 gram dijual Rp 959.000/batang atau turun 0,1% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu, melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com. Pada pekan lalu, emas ini sempat merosot ke Rp 947.000/batang yang merupakan level terendah sejak 20 Mei lalu.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp 529.500Rp 1.059.000
1 GramRp 959.000Rp 959.000
2 GramRp 1.858.000Rp 929.000
3 GramRp 2.762.000Rp 920.667
5 GramRp 4.570.000Rp 914.000
10 GramRp 9.085.000Rp 908.500
25 GramRp 22.587.000Rp 903.480
50 GramRp 45.095.000Rp 901.900
100 GramRp 90.112.000Rp 901.120
250 GramRp 225.015.000Rp 900.060
500 GramRp 449.820.000Rp 899.640
1000 GramRp 899.600.000Rp 899.600

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Satuan yang biasa menjadi acuan, 100 gram, hari ini turun 0,11% ke Rp 90.112.000/batang atau Rp 901.120/gram.

Harga emas dunia pada pekan lalu melemah 0,67% ke US$ 1.889,97, setelah sebelumnya sempat jeblok ke US$ 1.855,59/troy ons akibat isu tapering.

Tapering merupakan kebijakan mengurangi nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed). QE yang dilakukan The Fed merupakan salah satu bahan bakar utama emas untuk menguat hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus tahun lalu.

Tapering bisa membuat harga emas anjlok tajam seperti yang terjadi pada tahun 2013. Sebelum tahun lalu, rekor tertinggi harga emas US$ 1.920,3/troy ons yang dicapai pada 6 September 2011. Saat tapering terjadi harga emas terus merosot hingga ke titik terendah yang dicapai yakni US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015.

Isu tapering pada pekan lalu akhirnya meredup setelah rilis data tenaga kerja AS. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang bulan Mei terjadi penambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian sebanyak 559.000 orang, di bawah estimasi survei Dow Jones terhadap para ekonom yakni 671.000 orang. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 5,8% dari sebelumnya 6,1%.

Meski data tenaga kerja AS cukup solid, tetapi banyak analis yakin data tersebut masih belum cukup membuat bank sentral AS (The Fed) untuk melakukan tapering.

Sementara itu survei mingguan yang dilakukan Kitco menunjukkan emas diprediksi akan menguat di pekan ini. Dari 16 analis di Wall Street sebanyak 11 orang memberikan proyeksi bullish (tren naik), 2 analis memberikan proyeksi bearish (tren turun) dan sisanya netral.

Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street dari 1.023 partisipan, sebanyak 54% memberikan proyeksi bullish, 29% bearish, dan 17% netral.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Harga Emas Batangan Antam Turun, Saatnya Borong Nih Bunda?


(pap/pap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading