Dibilang Membosankan, Apa Kabar Emas Antam Pekan Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam stagnan pada perdagangan Senin (3/5/2021) setelah turun lebih dari 1% sepanjang pekan lalu. Sementara itu, peluang emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini untuk naik di pekan ini masih terbuka mengingat harga emas dunia diprediksi akan menguat.
Emas Antam ukuran/satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 921.000/batang, sama persis dengan harga Sabtu pekan lalu. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga tetap Rp 86.312.000/batang atau Rp 863.120/gram.
PT Antam menyediakan emas batangan mulai satuan 0,5 gram sampai 1.000 gram.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 510.500 | Rp 1.021.000 |
1 Gram | Rp 921.000 | Rp 921.000 |
2 Gram | Rp 1.782.000 | Rp 891.000 |
3 Gram | Rp 2.648.000 | Rp 882.667 |
5 Gram | Rp 4.380.000 | Rp 876.000 |
10 Gram | Rp 8.705.000 | Rp 870.500 |
25 Gram | Rp 21.837.000 | Rp 873.480 |
50 Gram | Rp 43.195.000 | Rp 863.900 |
100 Gram | Rp 86.312.000 | Rp 863.120 |
250 Gram | Rp 215.515.000 | Rp 862.060 |
500 Gram | Rp 430.820.000 | Rp 861.640 |
1000 Gram | Rp 861.600.000 | Rp 861.600 |
Harga emas dunia diperkirakan akan naik di pekan ini, hal tersebut tercermin dari survei mingguan yang dilakukan Kitco. Emas dunia merupakan acuan utama harga emas Antam, jika harganya naik maka emas Antam biasanya akan mengekor.
Survei yang dilakukan Kitco terhadap 15 analis di Wall Street menunjukkan 8 orang atau 53% memberikan proyeksi bullish (tren naik) terhadap emas dunia di pekan ini. Sementara sisanya netral, dan tidak ada yang memberikan proyeksi bearish (tren menurun).
Kitco juga melakukan survei terhadap pelaku pasar yang disebut Main Street. Dari 954 partisipan, sebanyak 54% memberikan proyeksi bullish, 26% bearish, dan sisanya netral.
Meski mayoritas masih memprediksi emas dunia akan naik, tetapi sepertinya masih perlu tenaga yang lebih besar, sebab ada yang menyebut emas sedang membosankan.
"Ada sentimen risiko yang kuat di pasar saat ini, dan tidak ada yang ingin memegang aset emas yang membosankan," kata Bob Haberkorn broker komoditas di RJO Futures. "Investor melihat tempat menarik lainnya di pasar komoditas untuk menginvestasikan uang mereka."
Emas saat ini kalah bersaing dengan mata uang kripto. Sebab harganya sedang naik gila-gilaan, hal tersebut menarik minat banyak pelaku pasar, bahkan hingga orang awam yang belum "melek" investasi.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengemukakan aset kripto memang sebuah alat investasi yang relatif baru dan diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
"Aset kripto merupakan alat investasi baru," kata Kepala Bappebti Sidharta Utama dalam program Investime CNBC Indonesia, dikutip Selasa (20/4/2021). Berdasarkan data Bappebti, jumlah investor aset kripto per akhir Februari mencapai 4,2 juta orang. Angka tersebut, masih di bawah jumlah investor di pasar modal yang mencapai 4,5 juta.
"Itu belum ditambah dengan pasar obligasi dan lainnya. Kalau ditambah, masih lebih besar," katanya.
Jumlah investor kripto tersebut mengalahkan jumlah investor saham. Per Februari, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah Single Investor Identification (SID) saham mencapai 2 juta akun atau tepatnya 2.001.288 akun.
Sementara itu, Menurut data Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia, dari sebanyak 270 juta penduduk Indonesia, 5 juta di antaranya merupakan investor di aset kripto. Dilihat dari demografi investor, dari jumlah tersebut, sekitar 1 juta atau 20% merupakan kaum perempuan.
"Sejak kemunculan teknologi ini dan meluasnya dampak blockchain dan aset kripto, sejumlah wanita banyak yang telah memainkan peran utama dalam mengembangkan pengaruh global blockchain dan kripto," kata COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan dalam paparannya, dikutip Jumat (30/4/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?
