Luar-Dalam Tak Mendukung, Harga Emas Antam Hari Ini Jeblok 1%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 April 2021 09:53
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam yang menunjukkan tanda-tanda kenaikan Kamis kemarin justru berbalik merosot pada perdagangan Jumat (30/4/2021). Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini mendapat tekanan dari luar dan dalam negeri.

Emas Antam ukuran/satuan 1 gram turun 0,97% ke Rp 922.000/batang, melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com. Meski demikian, sepanjang April emas ini mampu menguat 2,1%.

Sementara itu emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan merosot 1,03% ke Rp 86.412.000/batang atau Rp 864.120/gram.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp 511.000Rp 1.022.000
1 GramRp 922.000Rp 922.000
2 GramRp 1.784.000Rp 892.000
3 GramRp 2.651.000Rp 883.667
5 GramRp 4.485.000Rp 897.000
10 GramRp 8.715.000Rp 871.500
25 GramRp 21.862.000Rp 874.480
50 GramRp 43.245.000Rp 864.900
100 GramRp 86.412.000Rp 864.120
250 GramRp 215.765.000Rp 863.060
500 GramRp 431.320.000Rp 862.640
1000 GramRp 862.600.000Rp 862.600

Harga emas dunia pada perdagangan Kamis kemarin sebenarnya sempat menguat 0,48% di pagi hari setelah pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Kamis dini hari, bank sentral AS (The Fed) menegaskan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Suku bunga 0,25% masih akan dipertahankan setidaknya hingga tahun 2023, meskipun perekonomian AS diakui tumbuh lebih tinggi ketimbang prediksi.

Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara penghentian pembelian obligasi di pasar. The Fed saat ini membeli obligasi atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) senilai US$ 120 miliar per bulan, artinya itu masih akan terus berlanjut, dan belum akan dilakukan pengurangan nilai pembelian atau tapering.

Harga emas Antam pun berpeluang naik kembali seandainya emas dunia mampu mempertahankan penguatannya hingga akhir perdagangan.

Sayangnya, memasuki perdagangan sesi AS kemarin harga emas dunia berbalik merosot tajam hingga 1,4% sebelum berhasil rebound dan berakhir di US$ 1.771,24/troy ons, melemah 0,57%.

Penurunan harga emas dunia tersebut turut menyeret harga emas Antam hari ini, yang diperparah dengan penguatan rupiah.

Nilai tukar rupiah menguat cukup tajam 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.445/US$ Kamis kemarin, bahkan sebelumnya sempat menyentuh Rp 14.400/US$.
Pengumuman kebijakan moneter The Fed membuat indeks dolar AS merosot 0,33% pada perdagangan Rabu, dan kemarin sempat turun 0,2% ke 90,424, yang merupakan level terendah sejak 26 Februari lalu. Hal tersebut membuat rupiah mampu menguat cukup tajam.

Sayangnya penguatan rupiah tersebut justru menekan harga emas Antam. Sebab, harga emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika rupiah menguat maka harganya akan lebih murah ketika dikonversi ke Mata Uang Garuda. Alhasil, emas Antam juga menjadi lebih murah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular