
Kalah Telak dari Bitcoin, Harga Emas Antam Hari Ini Drop Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam baru kemarin sukses naik, tetapi pada perdagangan Kamis (15/4/2021) malah kembali jeblok. Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) ini mengikuti penurunan emas dunia yang kalah bersaing dengan bitcoin.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam ukuran/satuan 1 gram turun 0,54% ke Rp 925.000/batang.
Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan jeblok 0,57% ke Rp 87.212.000/batang atau Rp 872.120/gram.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 512.500 | Rp 1.025.000 |
1 Gram | Rp 9.250.000 | Rp 9.250.000 |
2 Gram | Rp 1.790.000 | Rp 895.000 |
3 Gram | Rp 2.660.000 | Rp 886.667 |
5 Gram | Rp 4.400.000 | Rp 880.000 |
10 Gram | Rp 8.745.000 | Rp 874.500 |
25 Gram | Rp 21.737.000 | Rp 869.480 |
50 Gram | Rp 43.395.000 | Rp 867.900 |
100 Gram | Rp 86.712.000 | Rp 867.120 |
250 Gram | Rp 216.515.000 | Rp 866.060 |
500 Gram | Rp 432.820.000 | Rp 865.640 |
1000 Gram | Rp 865.600.000 | Rp 865.600 |
Harga emas dunia turun lagi pada perdagangan Rabu kemarin, padahal sehari sebelumnya berhasil rebound. Melansir data Refinitiv, emas kemarin mengakhiri perdagangan di US$ 1.736/troy ons, melemah 0,45%.
Pergerakan belakangan ini menunjukkan sulitnya emas untuk melaju kencang, sejak awal Maret lalu, level tertinggi yang berhasil dicapai US$ 1.759/troy ons, itu pun persis 1 Maret lalu. Setelahnya emas merosot dan sempat ke bawah US$ 1.700/troy ons.
Salah satu penyebab sulitnya emas untuk menguat adalah terus meningkatnya popularitas bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Bitcoin khususnya digadang-gadang sebagai emas digital, yang tentunya menjadi pesaing emas asli.
JP Morgan di awal bulan ini melaporkan pada periode Oktober 2020 hingga Maret 2021, terjadi capital outflow dari ETF emas sebesar US$ 20 miliar, sebaliknya terjadi capital inflow sebesar US$ 7 miliar ke bitcoin.
Fenomena berpindahnya investasi dari aset-aset konvensional ke bitcoin sudah terjadi, dan ke depannya kemungkinan bisa lebih besar lagi, khususnya dari emas. Penyebabnya, millennial lebih memilih bitcoin ketimbang emas.
Hasil survei deVere Group, perusahaan financial advisory independen dan fintech, terhadap 700 lebih millennial di berbagai negara, sebanyak 67% menyatakan mereka memilih bitcoin sebagai aset aman (safe haven) ketimbang emas.
Millennial akan menjadi kunci penting bagi masa depan bitcoin, sebab berdasarkan hasil survei DeVere, akan ada transfer kekayaan antar generasi yang besar. Berdasarkan estimasi, transfer kekayaan tersebut mencapai US$ 60 triliun dari generasi baby boomers ke millennial.
Bitcoin CS kini semakin mendapat legitimasi di dunia investasi setelah Coinbase resmi melantai di bursa saham AS, bahkan disambut baik oleh pelaku pasar. Setelah Coinbase, marketplace kripto terbesar ke-empat, Kraken, juga berencana akan melantai pada tahun depan.
Dari dalam negeri, CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan naiknya kepemilikan Bitcoin di Indonesia sejalan dengan tren yang terjadi di pasar global. Tercermin dari nilai transaksi hari ini saja mencapai Rp 131 miliar, nilai ini lebih tinggi jika dibanding dengan nilai transaksi tahun lalu.
Tren lainnya juga terlihat dari jumlah member yang hampir mencapai tiga juta orang, padahal tahun lalu baru dua juta orang
"Tren kepemilikan Bitcoin di Indonesia hampir sama di market global. Bitcoin merupakan aset kripto yang populer bagi masyarakat Indonesia atau member Indodax. Hari ini, total volumenya mencapai Rp 131 miliar. Sepertinya tahun lalu hanya berkisar jauh di bawah itu," kata Oscar kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/4/2021).
Kenaikan harga "gila-gilaan" bitcoin dan mata uang kripto lainnya membuat banyak pelaku pasar semakin tertarik menjadikanya investasi dan mengikis daya tarik emas.
Sepanjang tahun ini saja harga bitcoin sudah melesat lebih dari 115%. Ripple (XRP), lebih ngeri lagi dengan meroket 730%. Sebaliknya, harga emas dunia malah melemah lebih dari 8%, dan emas Antam mengekor dengan pelemahan 4,15%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?