2 Hari Turun Tipis-tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Melesat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 April 2021 09:37
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam akhirnya naik cukup tajam pada perdagangan Rabu (14/4/2021) setelah turun tipis-tipis sejak awal pekan. Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) membuat harga emas dunia menanjak yang turut mengerek harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Ini.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas ukuran/satuan 1 gram hari ini naik 0,65% ke Rp 930.000/batang. Dalam 2 hari terakhir, emas ini turun 0,11% dan 0,22%.

Sementara emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,69% ke Rp 87.212.000/batang atau Rp 872.120/gram.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp 515.000Rp 1.030.000
1 GramRp 9.300.000Rp 9.300.000
2 GramRp 1.800.000Rp 900.000
3 GramRp 2.675.000Rp 891.667
5 GramRp 4.425.000Rp 885.000
10 GramRp 8.795.000Rp 879.500
25 GramRp 21.862.000Rp 874.480
50 GramRp 43.645.000Rp 872.900
100 GramRp 87.212.000Rp 872.120
250 GramRp 217.765.000Rp 871.060
500 GramRp 435.320.000Rp 870.640
1000 GramRp 870.600.000Rp 870.600

Harga emas dunia pada perdagangan Selasa kemarin mampu menguat 0,65% ke US$ 1.743,82/troy ons, setelah sempat melemah 0,57%.

Harga emas dunia berbalik menguat setelah rilis data inflasi AS. Inflasi AS yang dilihat dari consumer price index (CPI) bulan Maret dilaporkan tumbuh 2,6% year-on-year (YoY) dari bulan sebelumnya 1,7% YoY. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari hasil survei Reuters sebesar 2,5% YoY.

Sementara inflasi inti yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 1,6% YoY, dari bulan sebelumnya 1,3% YoY, dan lebih tinggi dari prediksi 1,5% YoY.

Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, maka permintaannya akan meningkat, harganya pun menguat.
Selain itu, kenaikan inflasi di AS tidak setinggi yang ditakutkan pelaku pasar.

Pemerintah dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kompak menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan. Kenaikan itu diduga bersifat sesaat karena kecilnya basis Maret 2020 akibat pembatasan masyarakat (lockdown) dan mulai dibelanjakannya stimulus.

Pejabat The Fed menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam hal pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan 0,25%.

Sementara itu, berdasarkan data dari perangkat FedWacth milik CME Group, pelaku pasar saat ini melihat probabilitas sebesar 6,7%, masih di bawah dua digit persentase.

Artinya, setelah rilis data inflasi, pelaku pasar melihat peluang The Fed menaikkan suku bunga di akhir tahun nanti masih sangat kecil. Hal tersebut membuat emas kembali punya tenaga untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular