
Melorot Sejak Senin, Harga Emas Antam Hari Ini Naik 0,4%

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal pekan lalu harga emas Antam turun tipis masing-masing 0,11% untuk satuan 1 gram. Tetapi pada hari ini, Rabu (7/4/2021), harga emas batangan yang diproduksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini mengalami penguatan cukup tajam.
Harga emas dunia yang melesat pada perdagangan Selasa kemarin memicu kenaikan emas Antam.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam satuan 1 gram naik 0,43% ke Rp 924.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,46% ke Rp 86.612.000/batang atau Rp 866.120/gram.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 512.000 | Rp 1.024.000 |
1 Gram | Rp 924.000 | Rp 924.000 |
2 Gram | Rp 1.788.000 | Rp 894.000 |
3 Gram | Rp 2.657.000 | Rp 885.667 |
5 Gram | Rp 4.395.000 | Rp 879.000 |
10 Gram | Rp 8.735.000 | Rp 873.500 |
25 Gram | Rp 21.712.000 | Rp 868.480 |
50 Gram | Rp 43.345.000 | Rp 866.900 |
100 Gram | Rp 86.612.000 | Rp 866.120 |
250 Gram | Rp 216.265.000 | Rp 865.060 |
500 Gram | Rp 432.320.000 | Rp 864.640 |
1000 Gram | Rp 864.600.000 | Rp 864.600 |
Harga emas dunia kemarin menguat 0,88% ke US$ 1.743,56/troy ons yang merupakan level tertinggi dalam 2 pekan terakhir. Melesatnya harga emas dunia tersebut dipicu indeks dolar AS yang jeblok dalam 2 hari terakhir.
Di awal pekan lalu, indeks yang menjadi tolak ukur kekuatan dolar AS ini merosot 0,46%, sementara kemarin turun lagi 0,28%.
Kala indeks dolar AS menurun, artinya mata uang lainnya cenderung menguat, yang membuat harga emas dunia menjadi lebih murah. Sebabnya, emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika mata uang Paman Sam ini melemah tentunya harganya menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Selain indeks dolar AS, yield obligasi (Treasury) juga dalam tren menurun. Yield Treasury tenor 10 tahun kemarin turun 6,4 basis poin ke 1,656%.
Treasury merupakan aset aman (safe haven) yang sama dengan emas. Bedanya, Treasury memberikan yield (imbal hasil), sementara emas tanpa yield. Sehingga ketika yield Treasury naik, maka akan lebih menarik dijadikan investasi ketimbang emas. Alhasil emas akan mengalami tekanan. Sebaliknya, ketika yield Treasury menurun, apalagi di bawah inflasi di AS, maka emas akan lebih menarik.
Baik indeks dolar AS maupun yield Treasury mengalami penurunan akibat rilis data tenaga kerja AS pekan lalu yang menunjukkan rata-rata upah per jam turun 0,1% di bulan Maret membuat rupiah mampu menguat. Upah merupakan faktor penting yang bisa menentukan tingkat inflasi, ketika rata-rata upah menurun, maka konsumen akan kemungkinan mengurangi belanja, dan tekanan inflasi menjadi berkurang.
Ketika tekan inflasi berkurang, maka bank sentral AS (The Fed) akan mempertahankan kebijakan moneter ultra longgarnya.
Analis di Wall Street juga memprediksi harga emas dunia akan menguat di pekan ini. Kitco melakukan survei terhadap 15 analis di Wall Street, sebanyak 11 orang memberikan proyeksi bullish (tren naik) untuk emas di pekan ini, sementara 2 orang memberikan outlook bearish (tren turun) dan 2 orang lagi netral.
Clive Lambert, analis teknikal di Futurestechs saat diwawancara Kitco pekan lalu mengatakan harga emas dunia berpeluang melesat lebih tinggi jika mampu melewati US$ 1.754/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emas Dunia Turun, Harga Emas Antam Hari Ini Malah Naik Rp3000
