PHP! Ada Kabar Buruk nih, Harga Emas Antam Hari Ini Drop Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 March 2021 09:57
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) turun lagi pada perdagangan Jumat (26/3/2021) seakan menjadi pemberi harapan palsu alias PHP. Padahal, baru Kamis kemarin mampu menguat dan mengakhiri penurunan 3 hari beruntun.

Emas Antam ukuran/satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 921.000/batang turun 0,31% dari hari Kamis kemarin, melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com.

Sementara itu emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,35% ke Rp 86.312.000/batang atau Rp 863.120/gram.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp510.500Rp1.021.000
1 GramRp921.000Rp921.000
2 GramRp1.798.000Rp899.000
3 GramRp2.648.000Rp882.667
5 GramRp4.380.000Rp876.000
10 GramRp8.705.000Rp870.500
25 GramRp21.637.000Rp865.480
50 GramRp43.195.000Rp863.900
100 GramRp86.312.000Rp863.120
250 GramRp215.515.000Rp862.060
500 GramRp430.820.000Rp861.640
1000 GramRp861.600.000Rp861.600

Harga emas dunia yang turun 0,42% ke US$ 1.726,81/troy ons pada Kamis kemarin yang membuat harga emas Antam turun pada hari ini.

Kabar buruknya lagi, beberapa bank mulai menurunkan proyeksi harga emas dunia. Credit Suisse menjadi bank terbaru yang menurunkan proyeksi emasnya. Bank tersebut sekarang memperkirakan harga emas rata-rata tahun ini sekitar US$ 1.900/troy ons, turun dari perkiraan sebelumnya US$ 2.100.

Penurunan proyeksi tersebut terbilang cukup tajam, artinya Credit Suisse melihat harga emas dunia tidak bisa menguat jauh di tahun ini.

Penyebab utama melempemnya harga emas adalah kenaikan yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat (AS) hingga ke level tertinggi sejak Januari 2020.

Artinya, posisi yield Treasury di level sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi dan sebelum bank sentral AS (The Fed) membabat habis suku bunganya menjadi 0,25% dan mengaktifkan kembali program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Yield Treasury tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,63%, dan pada pekan lalu sempat menyentuh 1.75%.

Capital Economics sebagaimana dilansir Kitco Kamis (26/3/2021) kini memprediksi yield Treasury tenor 10 tahun bisa mencapai 2,25% hingga 2,5% di akhir tahun ini. Jika itu terjadi, harga emas akan merosot tajam.

Kenaikan yield mempengaruhi emas lewat dua hal. Pertama adalah opportunity cost dan kedua adalah naiknya yield memberikan momentum bagi dolar AS untuk terus menguat. Ini bakal menjadi pukulan ganda bagi emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular