5 Fakta Pudarnya Kilau Emas Antam, Jeblok ke Level Juli 2020

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 February 2021 14:19
Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Atam terus menurun dalam 2 bulan pertama tahun ini. Harganya bahkan kini berada di level terendah 7 bulan terakhir.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 922.000/batang, jeblok Rp 12.000 atau 1,28%. Dibandingkan posisi akhir tahun lalu, Rp 965.000/batang, artinya harga emas Antam sudah merosot 4,5%.

Kinerja tersebut tentunya berbanding terbalik dengan tahun lalu, dimana harganya meroket dan menjadi salah satu aset investasi yang bersinar terang. Dalam 2 bulan pertama tahun 2020 lalu, harga emas Antam sudah melesat lebih dari 6%.

Emas Antam digadang-dagang akan melesat lagi di tahun ini, tetapi nyatanya malah terus menurun. Merosotnya harga emas Antam tentunya tidak lepas dari jebloknya harga emas dunia. Naik turunnya harga emas dunia menjadi faktor utama yang menentukan harga emas Antam, selain beberapa faktor lainnya seperti nilai tukar rupiah serta supply-demand.

Berikut beberapa fakta anjloknya harga emas Antam di awal tahun ini.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pandemi Covid-19 Bikin Harga Emas Antam Meroket di 2020

Sepanjang tahun 2020 harga emas Antam meroket lebih dari 35%, menjadi salah satu aset yang paling bersinar.

Pemicu utama penguatan tersebut adalah pandemi penyakit virus corona (Covid-19), yang membuat perekonomian global mengalami resesi.

Emas merupakan aset aman (safe haven) yang menjadi target investasi ketika perekonomian global mengalami keterpurukan.

Kala perekonomian global terpuruk, bank sentral di berbagai negara menerapkan kebijakan moneter longgar, sementara pemerintahnya memberikan stimulus fiskal.

Yang paling sensasional, Amerika Serikat (AS) tentunya. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), pada bulan Maret 2020 lalu membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%, dan menggelontorkan stimulus dengan program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar per bulan.

Kemudian pemerintah AS di bawah komando Presiden Donald Trump kala itu menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun. Stimulus tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah, dan nilainya 2 kali lipat dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Stimulus moneter dan fiskal tersebut menjadi bahan bakar utama emas dunia untuk menguat, pada akhirnya harga emas Antam juga terkerek naik.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Rekor Termahal Emas Antam Rp 1.065.000/Batang



Meroketnya harga emas Antam membuatnya berkali-kali mencetak rekor termahal sepanjang sejarah. Hingga pada 7 Agustus 2020, emas Antam akhirnya mencapai titik tertingginya Rp 1.065.000/batang untuk satuan 1 gram.

Dibandingkan posisi akhir tahun 2019, Rp 713.000/batang, hingga ke puncak tertinggi tersebut, emas Antam meroket nyaris 50%.

Namun sayangnya, sejak mencapai Rp 1.065.000/batang, emas Antam malah berbalik merosot.

Seperti disebutkan sebelumnya, kenaikan harga emas Antam dipicu oleh meroketnya harga emas dunia sebagai benchmark. Harga emas dunia juga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus 2020. Dibandingkan posisi akhir tahun 2019 hingga ke rekor tersebut harga emas dunia melesat 36,62%.

Sama-sama mencetak rekor tertinggi, tetapi kenaikan emas Antam jauh lebih tinggi ketimbang emas dunia. Sebabnya, kurs rupiah yang melemah pada tahun lalu.

Harga emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika Mata Uang Garuda melemah maka harganya akan menjadi lebih mahal ketika dikoversi ke rupiah. Hal tersebut membuat kenaikan emas Antam jauh lebih tinggi ketimbang emas dunia.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Emas Antam Sempat Diramal Tembus 2 Juta/Gram



Meroketnya harga emas dunia di tahun lalu sempat diperkirakan akan berlanjut di tahun ini hingga beberapa tahun ke depan. Jika emas dunia terus menanjak, emas Antam tentunya akan terkerek naik.

Sejumlah analis komoditas emas memprediksi harga logam mulia ini di pasar global bisa tembus US$ 4.000-5.000/troy ons.

Ole Hanson, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank sempat memprediksi harga emas dunia akan menyentuh US$ 4.000/troy ons.

Ada lagi Rob McEwen, Chairman McEwen Mining, perusahaan tambang emas di Kanada, itu memproyeksikan harga emas bisa tembus ke US$ 5.000/troy ons.

Satu troy ons, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 5.000/troy ons itu artinya dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 161 per gram. Dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$, maka harga emas bisa mencapai Rp 2,25 juta/gram.

Adapun untuk level harga US$ 4.000/troy ons, secara rupiah bisa mencapai Rp 1,8 juta/gram.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Dari Rekor Termahal, Emas Antam Anjlol 13% Lebih

Setelah mencapai rekor termahal Rp 1.065.000/batang, harga emas Antam justru terus merosot. Hingga hari ini, tercatat penurunannya sebesar Rp 143.000 atau 13,43%
Sekali lagi, harga emas dunia merupakan acuan emas Antam. Artinya ambrolnya harga emas dunia menjadi pemicu utama merosotnya harga emas Antam.

Sejak mencapai rekor US$ 2.072,49/troy ons hingga Kamis kemarin, harga emas dunia sudah ambrol 14,06%. Kali ini penurunan harga emas Antan lebih rendah ketimbang emas dunia, sebabnya masih sama, kurs rupiah yang melemah melawan dolar AS.

Merosotnya harga emas dunia di tahun ini terbilang cukup menarik, sebab bahan bakar utama untuk menanjak masih ada. The Fed belum merubah kebijakannya, suku bunga 0,25% masih akan dipertahankan hingga tahun 2023. Sementara QE senilai US$ 120 miliar per bulan juga belum akan dikurangi.

Selain itu, pemerintah AS di bawah Presiden ke-46 Joseph 'Joe' Biden, juga berencana menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun, yang kemungkinan besar akan cair dalam waktu dekat.

Stimulus moneter dan fiskal yang sama yang membawa emas mencetak rekor tahun lalu seakan tak berdampak bagi emas dunia di awal tahun ini. Alhasil, harga emas Antam turut merosot.


HALAMAN SELANJUTNYA >>> Emas Digerogoti Bitcoin

Bitcoin menjadi salah satu pemicu merosotnya harga emas dunia. Bitcoin yang digadang-gadang sebagai emas digital harganya melesat gila-gilaan.

Sepanjang tahun ini harga bitcoin sudah meroket lebih dari 70% dan berkali-kali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, bahkan sudah mendekati US$ 60.000/BTC.
Bank investasi ternama, JP Morgan mengungkapkan keberadaan bitcoin kini menyaingi emas.

"Kompetisi antara bitcoin dan emas sudah dimulai dalam pandangan kami," kata ahli strategi JP Morgan dalam sebuah catatan, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (5/1/2020).

Ahli strategi tersebut saat itu melihat belakangan ini terjadi outflow dari pasar emas sekitar US$ 7 miliar dan terjadi inflow lebih dari US$ 3 miliar di Grayscale Bitcoin Trust.

JP Morgan juga melihat kaum millennial saat ini lebih memilih bitcoin ketimbang emas.

"Dua kelompok menunjukkan perbedaan dalam preferensi untuk mata uang 'alternatif'. Kelompok yang lebih tua lebih memilih emas, sementara kelompok muda memilih bitcoin," kata analis JP Morgan yang dipimpin Nikolaos Panigirtzoglou dalam sebuah catatan yang dikutip Kitco, Selasa (18/8/2020).

Sementara itu hasil survei, deVere Group, perusahaan financial advisory independen dan fintech, terhadap 700 lebih millennial di berbagai negara, sebanyak 67% menyatakan mereka memilih bitcoin sebagai aset safe haven ketimbang emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular