
2021 Tahun Bullish, Ini Dia Instrumen Investasi Pilihan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) merekomendasikan investasi di dua aset kelas, yakni saham dan obligasi pada tahun ini. Hal tersebut ditopang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan tren positif sejak awal tahun ini.
Chief Economist & Investment Strategist at Manulife Asset Management, Katarina Setiawan menyampaikan, kedua instrumen investasi tersebut dinilai cukup kondusif di tahun ini sejalan dengan sejumlah sentimen positif seperti kebijakan bank sentral yang masih akan cukup akomodatif, menguatnya nilai tukar.
Tak hanya itu, mitigasi pandemi yang baik, yang sudah dimulai dengan vaksinasi massal pekan ini akan memberi keyakinan kepada investor untuk kembali menginvestasikan dananya di aset yang berisiko seperti saham.
"Mitigasi pandemi akan meningkatkan investor dan ekonomi bergerak. Ini sangat mendukung kedua kelas aset, baik saham maupun obligasi," kata Katarina, dalam pemaparan secara daring di acara Market Review 2020 and Outlook 2021, Kamis (14/1/2021).
Faktor lain yang juga menjadi katalis positif untuk bursa saham tanah air adalah dari sisi kinerja yang tahun lalu masih terkoreksi sebesar minus 5%, tertinggal dari bursa saham negara lain yang sudah di zona positif.
Katarina meyakini, dengan membaiknya kinerja keuangan emiten, akan meningkatkan pertumbuhan laba yang juga akan mengerek harga saham emiten dibanding tahun lalu yang tertekan pandemi.
"Konsensus tahun ini kenaikan laba perusahaan yang tercatat di BEI sekitar 28%-30%, ini akan menopang kenaikan harga saham," katanya lagi.
Sementara itu, untuk obligasi, kata dia juga menjadi instrumen yang menarik saat ini. Pasalnya, dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, maka imbal hasil akan lebih stabil.
"Jadi, keduanya [saham dan obligasi] harus tetap ada di dalam portofolio," jelasnya.
MAMI memproyeksikan target IHSG di akhir tahun ini akan mencapai level 6.740 hingga 7.040. Salah satu pendorong penguatan tersebut adalah dengan Omninus Law yang akan mendorong derasnya aliran modal asing ke dalam negeri, salah satunya ke pasar keuangan domestik yang sebelumnya saat pandemi 2020, asing melakukan jual besih (net sel) cukup besar, yakni senilai US$ 6 miliar.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daya Tarik Investasi Obligasi & Saham di Tengah Gejolak Dunia