
Tenang Ibu-ibu, Emas Antam Flat Hari Ini tapi Bisa Naik Kok

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga logam mulia emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau yang dikenal dengan Emas Antam flat hari ini, Selasa (5/1/2021). Namun potensi harga emas Antam menguat ada.
Berdasarkan update harga mengacu pada situs Logammulia.com, emas Antam dibanderol di Rp 975.000 per gram atau tidak bergerak dari harga kemarin. Harga NPWP (+pajak 0,45%) emas Antam dibanderol di Rp 979.000/gram. Sementara untuk harga non-NPWP (+pajak 0,9%) di Rp 983.000/gram.
Pergerakan harga emas Antam salah satunya dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas dunia. Keduanya merupakan kelas aset yang sama sehingga pergerakannya cenderung searah. Melihat harga emas yang sudah kembali tembus dan mendekati US$ 1.950/troy ons hari ini, maka harga emas Antam berpeluang naik.
Kenaikan harga emas tak terlepas dari fundamentalnya yang kuat. Suku bunga acuan yang rendah, tren pelemahan dolar AS yang berlanjut hingga imbal hasil (yield) obligasi pemerintah yang sudah banyak negatif membuat emas menguat.
Sentimen utama yang menggerakkan harga emas adalah pemilihan Senat Georgia yang akan berlangsung pada 5 Januari 2021.
Senat yang terpilih akan menentukan apakah Partai Demokrat akan menguasai seluruh jajaran eksekutif maupun legislatif di AS. Apabila hal ini terjadi, langkah Presiden AS terpilih Joe Biden dari Demokrat untuk menaikkan pajak dan menggenjot stimulus akan makin lancar.
Namun meskipun Senat yang terpilih berasal dari Partai Republik, perekonomian AS yang masih sekarat akibat pandemi Covid-19 tetap membutuhkan uluran tangan pemerintah untuk menggelontorkan stimulus lanjutan.
Potensi stimulus inilah yang diantisipasi oleh pelaku pasar dan menjadi katalis positif pendongkrak harga bullion. Emas diuntungkan dengan adanya stimulus baik fiskal maupun moneter.
Harga emas menguat 25% sepanjang 2020 karena pemerintah AS dan bank sentralnya (The Fed) menggelontorkan stimulus dengan nilai jumbo. Injeksi likuiditas di sistem keuangan yang masif membuat dolar AS melemah dan ekspektasi inflasi yang tinggi.
Kemungkinan terjadinya inflasi yang tinggi membuat investor mengalihkan sebagian asetnya ke emas. Logam mulia emas merupakan salah satu aset safe haven sekaligus aset untuk lindung nilai (hedging) dari kemungkinan inflasi tinggi.
Sebenarnya investor sempat mendiversifikasi portofolionya ke aset-aset berisiko seperti saham dan Bitcoin. Namun karena keduanya sudah berada di 'pucuk', bahkan Bitcoin sudah masuk periode bubble seningga anjlok signifikan pada perdagangan kemarin, emas kembali diminati.
Harga Bitcoin sempat menyentuh rekor tertingginya sepanjang sejarah ke level US$ 35.000. Tak lama setelah itu harga Bitcoin longsor lebih dari US$ 5.000 dan berakhir dengan koreksi 6%. Sementara itu S&P 500, Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite masing-masing turun 1% lebih.
Hal tersebut juga disampaikan oleh analis pasar senior OANDA yaitu Edward Moya. Menurutnya tahun 2021 akan menjadi tahunnya emas. Ia berpandangan bahwa harga emas bisa mencapai US$ 2.300/troy ons. Ketika mencapai level tersebut, maka harga emas Antam berpeluang besar kembali tembus Rp 1 juta/gram.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Termurah 6 Bulan nih