
Joget Lagi Ibu-Ibu! Harga Emas Antam Naik Lagi ke Rp 957.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) kembali menguat pada perdagangan Kamis (3/11/2020) mengikuti pergerakan harga emas dunia.
Emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 957.000/batang, naik 0,52% dibandingkan harga kemarin, berdasarkan data dari logammulia.com, situs resmi milik PT Antam. Kemarin emas satuan 1 gram melesat 1,49%.
Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dihargai Rp 89.912.000/batang atau Rp 899.120/gram, naik 0,56%.
Harga emas dunia pada perdagangan Rabu kemarin berhasil menguat 0,89% ke US$ 1.831,01/troy ons, melanjutkan kenaikan 2% lebih di hari sebelumnya. Dolar AS yang sedang tertekan membuat harga emas mampu berbalik menguat.
Pelemahan dolar AS membuat harga emas akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya berpeluang meningkat.
Indeks dolar AS turun 0,22% kemarin, setelah merosot 0,61% di hari Selasa. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini kembali turun 0,07% ke 91,048 pagi ini, dan berada di level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Pelemahan indeks dolar AS tersebut dipicu oleh ekspektasi cairnya stimulus fiskal di Negeri Paman Sam.
Dalam keterangan tertulis, Ketua House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk kongres) Nancy Pelosi mengatakan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan mengkaji proposal yang diajukan kubu Partai Demokrat. Salah satunya adalah pemberian vaksin anti-virus corona harus gratis dan bisa dinikmati oleh siapa saja.
Selain itu, Pelosi dan Pemimpin Partai Minoritas di Senat, Chuck Schumer mendukung paket stimulus fiskal senilai US$ 908 miliar. Ini siap digolkan oleh kedua partai politik mayoritas di AS untuk menyokong bisnis kecil dan pengangguran di AS.
Keputusan stimulus harus cepat, karena tenggat waktu pengesahan anggaran tahun fiskal 2021 adalah 11 Desember 2020.
Selain itu, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis 17 Desember dini hari WIB.
Ada peluang The Fed akan menambah stimulus moneternya dengan meningkatkan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE).
Saat stimulus fiskal atau moneter tersebut cair, maka jumlah uang yang beredar tentunya akan semakin banyak, secara teori dolar AS akan melemah.
Selain membuat dolar AS melemah, bertambahnya jumlah mata uang yang beredar di juga berpotensi memicu kenaikan inflasi. Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sehingga permintaannya kembali meningkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?