
Mau Beli Saham Saat Pandemi? Simak Dulu deh Saran JPMorgan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 menyebabkan tekanan di hampir semua bursa saham global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejak awal tahun ini juga masih terjerembap 16,53% hingga perdagangan Kamis ini (3/9/2020).
Meski risiko mengalami peningkatan, investasi saham untuk tujuan jangka panjang, bisa menjadi pilihan investor, terlebih di kala pandemi ini, banyak emiten-emiten dengan fundamental bisnis yang cukup baik, harga sahamnya terdiskon cukup besar.
Head of Indonesia Research and Strategy JPMorgan, Henry Wibowo menuturkan, ada beberapa sektor yang masih memiliki prospek yang cukup baik dan diperkirakan secara bisnis akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Pertama, adalah sektor perbankan. Menurut dia, sektor ini menjadi salah satu fundamental penting dalam suatu negara dan mempunyai peran yang vital dalam menggerakkan ekonomi.
"20-30 tahun masih menarik, pertumbuhan di sektor perbankan sangat positif korelasi terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto," kata Henry Wibowo, kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (3/9/2020).
Selain sektor perbankan, industri barang konsumsi atau consumer juga memiliki prospek pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. Mengingat, dengan jumlah penduduk yang besar dan terus bertumbuhnya masyarakat kelas menengah, membuat sektor ini akan terus tumbuh.
Sektor ini juga terbagi menjadi dua, pertama, consumer staples, yakni yang berkaitan dengan barang-barang konsumsi yang cepat habis penggunaannya sekali pakai atau fast moving consumer goods/FMCG dan produk konsumen yang menjadi kebutuhan sehari-hari seperti produk-produk milik PT Indofood Tbk (INDF) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Lainnya, adalah consumer discretionary yang sifatnya tak habis sekali pakai seperti ritel, otomotif.
"Satu prinsip paling dasar investasi di pasar modal harus tahu perusahaan apa, perusahaan itu dapat revenue dari mana. Saran gampangnya ada banyak indeks, indeks paling banyak dilihat IDX45 IDX30, cenderung fundamental bisnisnya bagus. Kalau mau aman, kita tinggal urutkan saja, lihat top ten stock di Indonesia," katanya lagi.
Data perdagangan BEI mencatat, hingga Kamis siang pukul 14.03 WIB, IHSG masih minus di level 5.258, atau minus 16,53% sejak awal tahun. Meski demikian, dalam 3 bulan terakhir sudah ada pemulihan, indeks acuan ini menguat 11,51%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Pantengin...Saham Big Cap Rekomendasi JPMorgan