
Harga Emas Dunia Rekor Lagi, Cek Harga Emas di Pegadaian!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Senin (3/8/2020) pagi. Resesi di 3 benua menjadi pemicu melesatnya harga emas dunia. Pada pekan lalu, emas 2 kali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi untuk rekor penutupan tertinggi dicapai pada hari Jumat (31/7/2020).
Penguatan harga emas dunia tentunya mempengaruhi harga emas batangan di dalam negeri. Di Pegadaian misalnya, harga emas Antan batangan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.043.000/batang, kemudian emas Antam Retro Rp 1.033.000/batang, emas Antam Batik Rp 1.179.000/batang, dan harga emas UBS 1.035.000/batang.
Sementara untuk harga emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 100.718.000/batang untuk emas Antam, kemudian Antam Retro 99.567.000/batang, dan emas UBS 99.811.000/batang.
Berikut daftar harga emas yang dikutip dari situs resmi Pegadaian hari ini.
Pada Jumat pekan lalu, rekor penutupan perdagangan emas dunia berada di level US$ US$ 1.974,69/troy ons, berdasarkan data Refinitiv. Pagi ini, harga emas dunia kembali melesat 0,5% ke US$ 1.984,65/troy ons, menjadi rekor tertinggi baru melampaui catatan pada Selasa (29/8/2020) di US$ 1.980,31/troy ons.
Resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) kini sudah terjadi di 3 benua. Dari Asia, Jepang, Singapura dan Hong Kong sudah sah resesi, sementara Korea Selatan mengalami resesi teknikal.
Dari Eropa, zona euro juga masuk ke jurang resesi, negara-negara besarnya bahkan berguguran. Jerman, Spanyol dan Italia resesi, sementara Prancis mengalami resesi teknikal.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi jika produk domestic bruto (PDB) minus 2 kuartal beruntun secara tahunan atau year-on-year (YoY), sementara jika secara kuartalan atau quarter-to-quarter (QtQ) dikatakan sebagai resesi teknikal.
Dari Benua Biru beralih ke Benua Amerika, Negeri Adidaya Amerika Serikat mengalami PDB minus terdalam sepanjang sejarah.
PDB di kuartal II-2020 dilaporkan minus 32,9%, sementara di kuartal I-2020, perekonomiannya mengalami kontraksi 5%, sehingga sah mengalami resesi.
Bukan kali ini saja AS mengalami resesi, melansir Investopedia, AS sudah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854. Sementara jika dilihat sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami empat kali resesi, termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008. Artinya, resesi kali ini akan menjadi yang ke-34 bagi AS.
Ketika dunia mengalami resesi, pada pelaku pasar mengalihkan investasinya ke aset aman (safe haven) seperti emas, yang membuat harga logam mulia ini terus melesat naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emas Masih Jadi Primadona, Cek ya Ragam Pilihan Investasinya