
Emas Antam Meroket Rp 39.000 Sepekan! Mau ke Berapa Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam atau logam mulia Antam dalam sepekan terakhir mencatatkan penguatan signifikan seiring dengan naiknya harga emas dunia di tengah proyeksi perekonomian dunia yang kian suram akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Mengacu data logammulia Antam, pada Sabtu pekan lalu (1/8/2020), harga emas Antam acuan 100 gram naik menjadi Rp 97,01 juta/batang dari posisi Kamis (30/7/2020) Rp 95,812 juta/batang.
Artinya harga emas Antam acuan 100 gram ini naik Rp 12.000 menjadi Rp 970.120/gram, dari posisi Kamis Rp 958.120/gram. Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum.
Adapun harga emas 1 gram juga naik Rp 12.000 (1,18%) menjadi Rp 1.028.000/gram dibandingkan sebelum libur Iduladha, atau Kamis. Perdagangan Jumat 31 Juli libur karena bertepatan dengan hari raya Iduladha.
Dalam sepekan perdagangan terakhir, Sabtu 25 Juni-Sabtu 1 Agustus 2020, harga emas Antam acuan 100 gram melesat Rp 39.000 dari Rp 931.000/gram menjadi Rp 970.120/gram. Demikian pula dengan emas 1 gram dari Rp 989.000/gram menjadi Rp 1.028.000/gram.
Data output perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2020 di berbagai negara baru saja dirilis. Hasilnya sangat mengecewakan.
Pada kuartal II-2010, ekonomi Hong Kong mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 9% secara year-on-year (YoY). Pada kuartal sebelumnya ekonomi Hong Kong sudah terkontraksi -9,1% YoY.
Kontraksi dalam dua kuartal beruntun dalam tahun yang sama adalah definisi dari resesi. Ya, Hong Kong resmi masuk jurang resesi.
Hong Kong kini bernasib sama dengan Singapura. Pada kuartal II-2020, ekonomi Negeri Singa terkontraksi -12,6% YoY, terparah setidaknya sejak 1976. Jauh lebih dalam ketimbang kontraksi pada kuartal sebelumnya yaitu -2,2% YoY.
Dari Eropa, ekonomi Jerman pada periode April-Juni 2020 terkontraksi -11,7% YoY. Kuartal sebelumnya, ekonomi Negeri Panser sudah negatif -2,3%.
Secara keseluruhan, ekonomi Zona Euro pada kuartal II-2020 terkontraksi -15%. Jauh memburuk dibandingkan kontraksi kuartal sebelumnya yaitu -3,1%.
Kemudian Amerika Serikat (AS) juga membukukan kontraksi. Pada kuartal I-2020, ekonomi AS terkontraksi -4,8% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized) dan pada kuartal berikutnya terkontraksi -32,9%. Ini menjadi catatan terburuk dalam sejarah modern AS, bahkan lebih parah dibandingkan saat Depresi Besar pada 1930-an.
Resesi yang menghantui perekonomian dunia membuat investor memilih bermain aman. Dalam situasi seperti ini, emas adalah pilihan yang paling rasional.
Rekor tertinggi harga emas dunia sebelumnya US$ 1.920,3/troy ons dicapai pada 6 September 2011 akhirnya berhasil di pecahkan di awal pekan lalu, nyaris satu dekade lamanya. Di hari Senin (27/7/2020) Harga emas dunia melesat menyentuh US$ 1.945,16/troy ons, rekor tertinggi baru saat itu, tetapi umurnya kurang dari 24 jam.
Selasa (28/7/2020) pagi harga emas emas dunia terbang tinggi menyentuh US$ 1.980,56/troy ons yang kini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.
Barry Dawes, dari Martin Place Securities, memprediksi dalam 2 tahun ke depan harga emas disebut akan mencapai US$ 3.500/troy ons.
"Terlihat sangat signifikan seberapa cepat emas melewati US$ 1.923 yang merupakan rekor sebelumnya. Fakta lainnya, emas sangat mudah melewati level US$ 1.800" kata Dawes sebagaimana dilansir CNBC International.
"Yang ingin saya katakan, ini adalah pasar yang sangat, sangat kuat. Saya melihat emas akan mencapai US$ 3.500/troy ons dalam waktu 2 tahun ke depan" tambahnya.
Sementara itu, Garth Bregman dari BNP Paribas Wealth Management memprediksi harga emas akan berkonsolidasi terlebih dahulu di sekitar US$ 2.000/troy ons, sebelum kembali melesat.
"Kami tidak melihat katalis yang akan menghentikan penguatan harga emas dalam jangka pendek. Faktanya, faktor-faktor yang membuat emas melesat ke rekor tertinggi masih tetap ada," kata Bregman, sebagaimana dilansir CNBC International.
(tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?