Reksa Dana Saham Merugi, Ini Strategi Antisipasinya

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
30 October 2019 18:41
Kinerja reksa dana saham masih membukukan return negatif sepanjang tahun berjalan. Hal ini sejalan dengan situasi pasar yang belum sepenuhnya kondusif.
Foto: Reksa Dana (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja reksa dana saham masih membukukan return negatif sepanjang tahun berjalan. Hal ini sejalan dengan situasi pasar yang belum sepenuhnya kondusif.

Data yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan, hampir semua manajer investasi dengan rentang dana kelolaan mulai dari Rp 200 miliar hingga Rp 46 triliun, mencatatkan penurunan nilai aktiva bersih (NAB) cukup signifikan.

Direktur Indosterling Aset Manajemen, Fitzgerald Stevan Purba menyatakan, kondisi ini disebabkan situasi pasar yang masih fluktuatif meskipun imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan mulai berlabuh ke teritori positif. Data perdagangan saham di BEI menunjukkan, sepanjang tahun berjalan imbal hasil IHSG tumbuh 1,63%.

"Pasar masih belum kondusif sehingga year to date NAB masih negatif. Mungkin saja komposisi lebih berat ke sektor yang underperforming," kata Stevan Purba saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (30/10/2019).


Saat ini, Indosterling, dengan target dana kelolaan penghujung tahun Rp 200 miliar ini lebih banyak menginvestasikan ke sektor perbankan atau keuangan untuk portofolio investasi.

Sementara itu, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto merekomendasikan instrumen reksa dana pendapatan tetap alias menjaminkan obligasi sebagai aset dasar. Hal ini akan terbantu dengan katalis penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Data Panin Asset Management per 29 Oktober menunjukkan, imbal hasil instrumen ini cukup bervariasi, mulai dari 8% hingga 11%. Berbeda halnya dengan investasi di reksa dana saham yang masih mencatatkan kinerja negatif rata-rata di kisaran 0,35% hingga minus 3,15%.

"Reksa dana pendapatan tetap (RDPT) akan diuntungkan dengan penurunan 4 kali penurunan suku bunga acuan. Kalau suku bunga turun idealnya RDPT akan naik," ungkap Rudiyanto, Rabu (30/10/2019).


Lantas bagaimana strategi yang bisa diterapkan?

Menurut dia, investor bisa menerapkan strategi diversifikasi investasi ke beberapa jenis reksa dana sekaligus. Sehingga, jika salah satu instrumen membukukan kinerja negatif masih terbantu oleh instrumen lain.

[Gambas:Video CNBC]



(dob/dob) Next Article Sepanjang 2023, Reksa Dana Saham Boncos!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular