
5 Hari Rally & 5 Kali Rekor, Berapa Puncak Harga Emas?
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
07 August 2019 15:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia dan Antam rally dalam 5 hari dan terus menciptakan rekor baru setiap harinya.
Pada perdagangan hari Rabu (7/8/2019) pukul 09:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melesat 1,13% ke level US$ 1.501/troy ounce (Rp 675.691/gram).
Adapun harga emas di pasar spot menguat 0,68% menjadi US$ 1.483/toy ounce (Rp 667.998/gram). Sehari sebelumnya, harga emas COMEX dan spot ditutup menguat masing-masing sebesar 0,52% dan 0,7%.
Sementara itu harga emas Antam 100 gram dipatok Rp 69,7 juta atau Rp 697.000/gram. Harga emas hari ini naik sekitar 1,01% atau Rp 7.000.
Kenaikan harga tersebut membuat investor dan pedagang emas sumringah, namun bertanya-tanya berapa puncak harga pada tahun ini?
David Roche, Presiden dan ahli strategi global di Independent Strategy yang berbasis di London, sebenarnya telah membuat prediksi yang cukup membuat kaget.
Dia menyakini harga emas dunia bakal tembus US$ 2.000 per troy ounce pada akhir tahun ini atau setara dengan Rp 28 juta (kurs Rp 14.100). Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, maka prediksi harga emas per gram setara dengan Rp 906.771/gram.
Roche mengatakan harga emas telah berada dalam tren naik di tengah kabar kemungkinan penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) dan meningkatnya kekhawatiran geopolitik. Kondisi ini menurut Roche justru membebani pasar saham sehingga pasar melirik investasi emas sebagai safe haven.
"Saya benar-benar percaya pasar keuangan sekarang siap hancur seperti tumpukan pasir," katanya dikutip dari CNBC Internasional belum lama ini.
Roche memproyeksikan harga emas akan terus naik, yang sebagian disebabkan oleh ketegangan perang dagang yang akan menambah sentimen negatif investor pasar saham.
"Saya pikir perang dagang dengan AS adalah konflik global yang jauh lebih luas, jangkauannya lebih luas, yang akan merusak ekspektasi pertumbuhan di pasar ekuitas [saham]," katanya.
Mengingat prospek itu, Roche merekomendasikan agar investor menyimpan emas dalam portofolio mereka, selain juga tetap melirik investasi berbasis pendapatan tetap (fixed income) di Eropa dan surat utang (treasury) di AS.
(dob/dob) Next Article Dear Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Termurah 6 Bulan nih
Pada perdagangan hari Rabu (7/8/2019) pukul 09:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melesat 1,13% ke level US$ 1.501/troy ounce (Rp 675.691/gram).
Adapun harga emas di pasar spot menguat 0,68% menjadi US$ 1.483/toy ounce (Rp 667.998/gram). Sehari sebelumnya, harga emas COMEX dan spot ditutup menguat masing-masing sebesar 0,52% dan 0,7%.
Sementara itu harga emas Antam 100 gram dipatok Rp 69,7 juta atau Rp 697.000/gram. Harga emas hari ini naik sekitar 1,01% atau Rp 7.000.
Kenaikan harga tersebut membuat investor dan pedagang emas sumringah, namun bertanya-tanya berapa puncak harga pada tahun ini?
David Roche, Presiden dan ahli strategi global di Independent Strategy yang berbasis di London, sebenarnya telah membuat prediksi yang cukup membuat kaget.
Dia menyakini harga emas dunia bakal tembus US$ 2.000 per troy ounce pada akhir tahun ini atau setara dengan Rp 28 juta (kurs Rp 14.100). Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, maka prediksi harga emas per gram setara dengan Rp 906.771/gram.
Roche mengatakan harga emas telah berada dalam tren naik di tengah kabar kemungkinan penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) dan meningkatnya kekhawatiran geopolitik. Kondisi ini menurut Roche justru membebani pasar saham sehingga pasar melirik investasi emas sebagai safe haven.
"Saya benar-benar percaya pasar keuangan sekarang siap hancur seperti tumpukan pasir," katanya dikutip dari CNBC Internasional belum lama ini.
Roche memproyeksikan harga emas akan terus naik, yang sebagian disebabkan oleh ketegangan perang dagang yang akan menambah sentimen negatif investor pasar saham.
"Saya pikir perang dagang dengan AS adalah konflik global yang jauh lebih luas, jangkauannya lebih luas, yang akan merusak ekspektasi pertumbuhan di pasar ekuitas [saham]," katanya.
Mengingat prospek itu, Roche merekomendasikan agar investor menyimpan emas dalam portofolio mereka, selain juga tetap melirik investasi berbasis pendapatan tetap (fixed income) di Eropa dan surat utang (treasury) di AS.
(dob/dob) Next Article Dear Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Termurah 6 Bulan nih
Most Popular