Emas Dunia Bakal ke US$ 1.500, Harga Antam Diramal Rp 731.600

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
03 July 2019 16:22
Harga emas Antam diprediksi masih dapat menguat 5% ke Rp 731.600 per gram terutama hingga akhir kuartal III-2019
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam diprediksi masih dapat menguat 5% ke Rp 731.600 per gram terutama hingga akhir kuartal III-2019, seiring dengan prediksi kenaikan harga emas di pasar spot global yang mengekor konflik dagang yang memanas. 

Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, memprediksi secara teknikal harga emas global masih bisa menguat setidaknya hingga US$ 1.500 per troy ounce pada kuartal III-2019, selama faktor konflik dagang Amerika Serikat dan potensi perlambatan ekonomi akan terealisasi. 

"Nilai ekspor China ke AS daripada ekspor AS ke China, jadi memang akan banyak pertikaian di antara keduanya karena kepentingannya banyak. Belum lagi dari potensi perang dagang dengan Eropa karena kenaikan tarif impor," ujarnya ketika dihubungi hari ini (3/7/19). 


Harga emas di pasar spot menjadi acuan utama bagi harga emas Antam di pasar domestik, bersama dengan nilai tukar rupiah-dolar AS, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga. 

Sore ini, harga emas di pasar spot naik 0,34% menjadi US$ 1.422,61 per trou ounce dari kemarin US$ 1.418,19 per troy ounce.  

Untuk sepanjang hari, harga emas di pasar spot pernah tembus US$ 1.424 per troy ounce dan menjadi rekor tertinggi sejak Mei 2013. 

Harga emas Antam hari ini masih berada di Rp 665.000 per gram untuk satuan keping 100 gram yang lumrah dijadikan acuan di pasar, bersama dengan harga beli kembali (buyback) Rp 643.000 per gram. 



Potensi penguatan 5% itu menjadikan ruang bagi kenaikan harga emas Antam hingga Rp 731.500 per gram.

Harga buyback menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali instrumen investasi tersebut. 

Dengan berkaca pada target emas global US$ 1.500 per troy ounce tersebut, maka dapat diartikan ada potensi kenaikan harga emas global di pasar hingga 5,4%.


Potensi penguatan harga emas tersebut juga tidak haram jika dianggap menjadi ruang bagi emas Antam untuk menguat dengan besaran serupa, yaitu di kisaran 5% hingga akhir kuartal III ini. 

Meskipun memprediksi ada potensi kenaikan harga emas, Ibrahim mengatakan masih cukup sulit memprediksi pergerakan harga emas global hingga akhir tahun karena 'hilal'-nya belum terlihat di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dunia. 


Dia juga mengatakan potensi penguatan harga emas global seperti yang terjadi pada 2011 silam hingga US$ 1.900 per troy ounce masih terbuka, meskipun jangka waktunya masih lebih jauh ke depan. 

Beberapa faktor lain yang patut menjadi perhatian pelaku pasar dan investor emas, lanjut Ibrahim, adalah menghangatnya Timur Tengah, Semenanjung Persia dan harga minyak, Brexit karena pengaruh Inggris di negara persemakmuran, dan perlambatan laju ekonomi global. 

"Ekonomi global kemarin ini ditopang oleh China, dan perang dagang menjadikan mereka isolasionis, proteksi, sehingga mengurangi impor komoditas dan bahan mentah dari negara lain sehingga semakin membuka potensi perlambatan ekonomi di negara-negara lain."        


TIM RISET CNBC INDONESIA

Saksikan Video Keruk Untung Investasi Emas

[Gambas:Video CNBC]


(irv) Next Article Dear Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Termurah 6 Bulan nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular