Pasar SUN Boleh Koreksi, Asing Tetap Cetak Rekor Tertinggi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
18 February 2019 19:48
Hari ini, harga obligasi rupiah pemerintah ditutup bervariasi dengan koreksi yang terjadi pada tenor 5 tahun dan 20 tahun.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah koreksi yang terjadi pekan lalu, nilai investasi investor asing di pasar surat berharga negara (SBN) malah terus bertambah hingga Rp 931,67 triliun pada Jumat (15/2/19), sekaligus menghanguskan rekor yang sebelumnya tercetak pada 11 Februari. 

Nilai tersebut setara dengan 37,91% dari total beredar Rp 2.457 triliun berdasarkan data per 15 Februari.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 38,42 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Masuknya aliran dana asing tersebut terjadi ketika dalam sepekan pasar SUN hanya membukukan sekali 'hijau', yaitu pada Rabu, sedangkan sisanya masih melemah. 

Hari ini, harga obligasi rupiah pemerintah ditutup bervariasi dengan koreksi yang terjadi pada tenor 5 tahun dan 20 tahun. 

Penurunan harga surat utang negara (SUN) itu tidak sejalan dengan positifme di pasar saham yang sedang mengalami euforia damai dagang.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri yang paling terkoreksi adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 8 basis poin (bps) menjadi 7,8%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

FR0079 bertenor 20 tahun juga terkoreksi meskipun tipis, sedangkan tenor 10 tahun dan 15 tahun sedikit menguat.

Yield Obligasi Negara Acuan 18 Feb 2019
SeriJatuh tempoYield 15 Feb 2019 (%)Yield 18 Feb 2019 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 18 Feb'19
FR00775 tahun7.7387.8188.007.784
FR007810 tahun8.0178.006-1.107.9634
FR006815 tahun8.3088.303-0.508.2612
FR007920 tahun8.4068.410.408.3861
Avg movement1.70
Sumber: Refinitiv  

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.  

Indeks tersebut naik 0,24 poin (0,1%) menjadi 239,71 dari posisi kemarin 239,46. Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 534 bps, menyempit dari posisi kemarin 536 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 2,66% dari posisi kemarin 2,65%. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 2 tahun dengan 5 tahun dan tenor 3 tahun dengan 5 tahun, yaitu lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

Yield US Treasury Acuan 18 Feb 2019
SeriBenchmarkYield 15 Feb 2019 (%)Yield 18 Feb 2019 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.4422.4273 bulan-5 tahun-6.6
UST 20202 Tahun2.52.5182 tahun-5 tahun2.5
UST 20213 Tahun2.4782.4953 tahun-5 tahun0.2
UST 20235 Tahun2.4762.4933 bulan-10 tahun-23.7
UST 202810 Tahun2.6552.6642 tahun-10 tahun-14.6
Sumber: Refinitiv 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya terjadi di pasar Afrika Selatan dan Rusia sedangkan sisanya terkoreksi. 

Di negara maju, penguatan hanya terjadi di pasar JGB Jepang sehingga mengindikasikan pasar sahamnya sedang positif.
 
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
 
NegaraYield 15 Feb 2019 (%)Yield 18 Feb 2019 (%)Selisih (basis poin)
Brasil8.778.770.00
China3.093.1152.50
Jerman0.1030.1080.50
Perancis0.5380.5450.70
Inggris 1.1611.1660.50
India7.5217.585.90
Italia2.82.758-4.20
Jepang-0.019-0.021-0.20
Malaysia3.8843.8951.10
Filipina6.3426.3763.40
Rusia8.288.27-1.00
Singapura2.1222.130.80
Thailand2.4652.492.50
Turki14.4514.6217.00
Amerika Serikat2.6632.6640.10
Afrika Selatan8.888.86-2.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Adu Cuan Produk Investasi untuk Milenial, Saat Bunga Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular