Pos Indonesia Segera Terbitkan MTN Rp 500 Miliar

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
03 October 2018 20:22
BUMN layanan pos PT Pos Indonesia diketahui akan segera menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN)
Foto: Irvin Avriano Arief
Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN layanan pos PT Pos Indonesia diketahui akan segera menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) bernama Posindo-01/2018 senilai Rp 500 miliar kepada calon investor.  

Untuk menjalankan langkah pertama masuk ke pasar modal tersebut, Pos Indonesia menawarkan kupon 10,70% - 11,70% per tahun untuk calon investor dengan tenor surat utangnya selama 4 tahun.  

Penawaran kepada calon investor dilakukan PT Bahana Sekuritas selaku pengatur (arranger) penerbitan efek utang berperingkat idA- tersebut. Peringkat efek didapatkan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). 

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berlaku sebagai agen pemantau efek tersebut. Informasi tersebut didapatkan dari dokumen teaser sheet yang diterima siang ini (3/10/18).  

Penawaran awal akan dilakukan hingga 27 September, masa pembayaran investor kepada arranger pada 3 Oktober, dan distribusi efek secara elektronik pada 4 Oktober.  

Namun, belum jelas apakah efek tersebut telah selesai ditawarkan kepada calon investor atau belum, mengingat penawaran MTN hanya dilakukan kepada potensial investor terpilih saja. 

Dokumen tersebut tidak menunjukkan detail rencana penggunaan dana dari penerbitan MTN tersebut karena hanya menyebutkan untuk pendanaan kegiatan usaha, belanja modal, dan pelunasan utang. 

BUMN yang saat ini dipimpin Gilarsi W. Setijono tersebut sudah memiliki rencana masuk ke pasar modal melalui mekanisme penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dan penerbitan obligasi sejak 2013 hingga 2015 silam.  

Ketika 2013-2015, perusahaan masih dipimpin I Ketut Mardjana dan Budi Setiawan sebagai direktur utama.  

Namun, ketika itu Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan rencana IPO 25%-30% saham PT Pos Indonesia ditolak pemerintah dan menyarankan perusahaan tidak berharap adanya tambahan penyertaan modal negara (PMN). 

PMN, lanjut Dahlan, hanya dialokasikan untuk kebutuhan mendesak, industri strategis, persenjataan, dan asuransi yang sifatnya otomatis perlu modal seperti Askrindo dan Jamkrindo. 

Dana dari aksi korporasi IPO dan obligasi saat itu rencananya akan digunakan untuk keperluan yang beragam, baik dari penambahan fasilitas pergudangan, akuisisi perusahaan logistik, penambahan aset hotel. 

Saat ini PT Pos Indonesia memiliki tiga anak usaha, yaitu perusahaan solusi teknologi informasi PT Bhakti Wasantara Net, jasa logistik PT Pos Logistik Indonesia, dan perusahaan properti PT Pos Properti Indonesia. 

Sekarang BUMN yang berkantor pusat di Bandung tersebut memiliki modal Rp 455,02 miliar yang seluruhnya dimiliki pemerintah.  

Pendapatan perseroan dicatatkan Rp 4,45 triliun sepanjang 2016, Rp 4,23 triliun sepanjang 2017, dan Rp 1,17 triliun pada 3 bulan pertama 2018.  

Laba tahun berjalan calon emiten MTN tersebut dibukukan Rp 430 miliar pada 2016, Rp 355 triliun pada 2017, dan Rp 111 miliar pada 3 bulan pertama 2018. 

Laba komprehensif Pos Indonesia dibukukan Rp 378 miliar pada 2016, Rp 1,69 triliun pada 2017, dan Rp 111 miliar pada 3 bulan pertama 2018.  

Rasio utang terhadap ekuitas perseroan dicatatkan sebesar 38,35% per akhir 2017 dan turun drastis menjadi lebih baik menjadi 16,93% per Maret 2018.  

Pegawai perseroan tercatat 23.276 orang per Maret 2018.  

Dari pendapatan Rp 4,23 triliun sepanjang 2017, sebagian besar pendapatan didapatkan dari jasa surat dan paket Rp 2,67 triliun dan jasa keuangan Rp 971 miliar.    

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article Pengalengan Ikan Cip Terbitkan MTN Rp 28 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular