
Data PDB Kuartal II-2018 Angkat Harga Obligasi Pemerintah
Irvin Avriano, CNBC Indonesia
06 August 2018 19:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi menguat terbatas pada hari ini, setelah data PDB dan pertumbuhan ekonomi diumumkan dengan realisasi di atas ekspektasi pelaku pasar.
Data Reuters menunjukkan pasar surat berharga negara (SBN) yang biasanya diwakili dengan empat seri acuan, mengalami penguatan harga dalam jumlah terbatas dan menekan imbal hasilnya (yield) di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Empat seri acuan tersebut adalah seri FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 10 tahun, FR0065 15 tahun, dan FR0075 20 tahun. Penguatan harga terjadi pada seri 5, 10, dan 15 tahun, yang masing-masing mengalami penurunan yield 1 basis poin (bps), 2 bps, dan 0,7 bps menjadi 7,7%, 7,8%, dan 8,15%.
Besaran 100 bps setara dengan 1%. Seri acuan lain yaitu tenor 20 tahun relatif flat tetapi mengalami koreksi harga tipis dan mengangkat yield-nya secara terbatas yaitu 0,8 bps menjadi 8,19%.
Sumber: Reuters
Analis Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Yudistira Yudadisastra menyatakan pengumuman data pertumbuhan ekonomi yang di atas ekspektasi pelaku pasar seharusnya dapat berdampak lebih positif lagi terhadap pasar obligasi.
"Kemungkinan dampak positifnya akan terasa besok," ujarnya sore ini. Kondisi positifnya pasar obligasi (bond) pemerintah hari ini terjadi menjelang lelang SBN syariah besok, yang biasa disebut surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara).
Pemerintah melelang dua seri pendek dan empat seri panjang. Seri pendek yaitu yang bertenor di bawah 1 tahun, yang umumnya disebut surat perbendaharaan negara (SPN). Seri panjang yang dilelang adalah sukuk berbasis proyek (project based sukuk/PBS).
Total target penerbitan dalam lelang besok adalah Rp 4 triliun, turun dari target lelang SBSN sebelumnya Rp 6 triliun. "Kemungkinan turunnya target lelang besok karena kebutuhan dari sukuk yang tidak sebesar obligasi konvensional," tambah Yudistira.
Meskipun target pemerintah turun, dia memprediksi hasil lelang besok akan positif karena sentimen dari pertumbuhan ekonomi hari ini masih dapat membayangi pasar hingga besok.
Hari ini, penguatan tipis pasar obligasi konvensional rupiah pemerintah bersamaan dengan penguatan rupiah yaitu 25 poin (0,17%) menjadi Rp 14.465 per dolar AS. Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,56% menjadi 6.101.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Kena Jokowi Effect Lagi, Pasar Obligasi RI Menguat
Data Reuters menunjukkan pasar surat berharga negara (SBN) yang biasanya diwakili dengan empat seri acuan, mengalami penguatan harga dalam jumlah terbatas dan menekan imbal hasilnya (yield) di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Empat seri acuan tersebut adalah seri FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 10 tahun, FR0065 15 tahun, dan FR0075 20 tahun. Penguatan harga terjadi pada seri 5, 10, dan 15 tahun, yang masing-masing mengalami penurunan yield 1 basis poin (bps), 2 bps, dan 0,7 bps menjadi 7,7%, 7,8%, dan 8,15%.
Yield Obligasi Negara Acuan 6 Aug 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 3 Aug 2018 | Yield 6 Aug 2018 | Selisih |
(%) | (%) | (Basis poin) | ||
FR0063 | 5 tahun | 7.726 | 7.707 | -1.90 |
FR0064 | 10 tahun | 7.821 | 7.801 | -2.00 |
FR0065 | 15 tahun | 8.159 | 8.152 | -0.70 |
FR0075 | 20 tahun | 8.186 | 8.194 | 0.80 |
Analis Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Yudistira Yudadisastra menyatakan pengumuman data pertumbuhan ekonomi yang di atas ekspektasi pelaku pasar seharusnya dapat berdampak lebih positif lagi terhadap pasar obligasi.
"Kemungkinan dampak positifnya akan terasa besok," ujarnya sore ini. Kondisi positifnya pasar obligasi (bond) pemerintah hari ini terjadi menjelang lelang SBN syariah besok, yang biasa disebut surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara).
Pemerintah melelang dua seri pendek dan empat seri panjang. Seri pendek yaitu yang bertenor di bawah 1 tahun, yang umumnya disebut surat perbendaharaan negara (SPN). Seri panjang yang dilelang adalah sukuk berbasis proyek (project based sukuk/PBS).
Total target penerbitan dalam lelang besok adalah Rp 4 triliun, turun dari target lelang SBSN sebelumnya Rp 6 triliun. "Kemungkinan turunnya target lelang besok karena kebutuhan dari sukuk yang tidak sebesar obligasi konvensional," tambah Yudistira.
Meskipun target pemerintah turun, dia memprediksi hasil lelang besok akan positif karena sentimen dari pertumbuhan ekonomi hari ini masih dapat membayangi pasar hingga besok.
Hari ini, penguatan tipis pasar obligasi konvensional rupiah pemerintah bersamaan dengan penguatan rupiah yaitu 25 poin (0,17%) menjadi Rp 14.465 per dolar AS. Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,56% menjadi 6.101.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Kena Jokowi Effect Lagi, Pasar Obligasi RI Menguat
Most Popular