Goldman Sachs Ramal Harga Emas Bakal Meroket Bulan Depan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 March 2018 12:04
Goldman Sachs memproyeksikan harga emas akan melambung pada beberapa bulan ke depan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Goldman Sachs memproyeksikan harga emas akan melambung pada beberapa bulan ke depan. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, analis komoditas pada perusahaan investasi global tersebut memberikan prediksi harga sang logam mulia yang akan menguat.

Mengutip CNBC International, harga emas diyakini akan mendapatkan suntikan energi positif dari indikasi naiknya inflasi Amerika Serikat (AS) dan peningkatan risiko akan terkoreksinya pasar modal. Selain itu, Goldman Sachs juga melihat adanya pola kenaikan harga emas setelah kenaikan suku bunga acuan AS.

"Tim komoditas kita meyakini adanya dislokasi antara harga emas dan suku bunga acuan AS. Berdasarkan data empiris dari enam siklus pengetatan terakhir, harga emas telah melambung sebanyak empat kali pasca kenaikan suku bunga acuan," ucap analis Goldman Sachs pada laporan riset yang dipublikasikan kemarin seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (27/3/2018).


Pekan lalu, Dewan gubernur The Fed dalam rapat perdana yang dipimpin Jerome Powell menyetujui kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 1,5% hingga 1,75%. Bank sentral AS juga meningkatkan proyeksi ekonominya dan memberi sinyal kenaikan suku bunga akan lebih agresif.

Pasar saat ini memperkirakan akan ada tiga kali kenaikan suku bunga tahun ini dan hal itu tetap menjadi proyeksi dasar. Namun, setidaknya satu kali lagi kenaikan akan terjadi dalam dua tahun ke depan. Goldman Sachs sendiri memprediksikan adanya kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak empat kali pada tahun ini.

Goldman Sachs Ramal Harga Emas Bakal Meroket


Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, secara historis harga emas memang cenderung mengalami kenaikan setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan, setidaknya dalam 5 tahun terakhir.

Misalnya sebagai contoh, setelah kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin (bps) pada 15 Maret 2017, harga emas kemudian menguat 3,65% selama sepekan ke depan. Kemudian, selama sebulan ke depan, harga emas terus menguat hingga 6,93%.

Setelah kenaikan suku bunga acuan terakhir (pada 21 Maret 2018), harga emas juga telah merangkak naik sebesar 3,28% hingga penutupan perdagangan kemarin. Pada hari kemarin, harga emas ditutup menguat 0,38% ke level US$ 1.355/troy ounce, level tertinggi sejak pertengahan Februari lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dru) Next Article Pasar Panik, Harga Emas Antam Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular