Investasi Apa yang Cocok untuk Milenial?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 February 2018 17:03
Investasi Apa yang Cocok untuk Milenial?
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi kini menjadi hal yang tak terelakkan, khususnya bagi para milenial.

Berbagai ketidakpastian di masa depan, seperti sakit dan bencana alam membuat kita harus melakukan antisipasi sedini mungkin, salah satunya melalui investasi. 

Bagi milenial yang sudah bekerja, sebaiknya juga tetap membuka mata karena sewaktu-waktu bisa kehilangan pekerjaan.

Seperti yang terjadi di Taiwan dan Jepang, perkembangan teknologi memangkas lapangan pekerjaan. Foxconn, perusahaan asal Taiwan yang merakit ponsel pintar iPhone besutan Apple sudah menggunakan robot sejak 2016 untuk menggantikan 60.000 orang karyawan dari total jumlah karyawan 100.000 orang. 

Di Jepang, tiga bank terbesar yaitu Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Mizuho Financial Group, dan Sumitomo Mitsui Financial Group sudah memiliki program mengurangi jumlah karyawan secara signifikan dan menggantikannya dengan robot. 

Sebab itu, berinvestasilah selagi milenial masih bisa menyisihkan uang. 

Berbicara mengenai investasi tentu tidak lepas dari yang namanya instrumen investasi.

Simak jenis-jenis investasi di halaman selanjutnya, yang dapat dipertimbangkan bagi milenial.
Emas merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang paling tua. Investasi emas dilakukan dengan cara membeli emas fisik untuk kemudian disimpan dan dijual kembali ketika harganya sudah naik. Mengutip situs logammulia.com yang dikelola Antam, harga emas saat ini adalah Rp 633.000/gram. Selain untuk investasi, emas seringkali digunakan sebagai instrumen lindung nilai karena harganya yang cenderung naik dari tahun-ke tahun. Minimum modal awal untuk berinvestasi emas adalah seharga 1 gram emas pada saat ini, Rp 633.000.

Kurang tertarik dengan emas? Cek di halaman selanjutnya untuk melihat penjelasan tentang investasi di properti. Investasi properti dilakukan dengan membeli suatu hunian, baik itu apartemen maupun rumah. Ideologi dari investasi properti adalah adanya keterbatasan tanah untuk pembangunan hunian yang pada akhirnya akan mendorong naik harga-harga hunian yang sudah jadi. Investasi jenis ini biasanya membutuhkan modal yang besar yaitu tidak kurang dari Rp 300 juta. Dalam proses pemilihan hunian sebagai instrumen investasi, lokasi menjadi kunci utama yang akan menentukan imbal hasil.

Investasi sektor properti memang membutuhkan modal cukup besar. Milenial dapat mencoba investasi di deposito dengan modal lebih kecil, yang penjelasannya dapat dilihat di halaman berikutnya. Instrumen deposito merupakan produk perbankan yang mirip dengan tabungan. Perbedaannya adalah deposito menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dari tabungan, namun dengan persyaratan dana yang disimpan tidak boleh diambil dalam periode tertentu (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan). Modal awal yang dibutuhkan untuk investasi deposito adalah sekitar Rp 8 juta.

Apabila merasa deposito kurang lebih bisa mengeluarkan ide-ide kreatif milenial dalam berinvestasi, simak penjelasan tentang investasi di saham pada halaman selanjutnya. Investasi saham merupakan investasi dengan membeli surat berharga saham yang merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.

Saat ini, ada lebih dari 500 perusahaan yang sahamnya dapat diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Keuntungan dari investasi saham bisa datang dari dua sumber, yaitu pembagian deviden dan capital gain. Deviden merupakan laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, semetara capital gain merupakan keuntungan dari kenaikan harga saham dalam perdagangan di BEI. Modal awal dari investasi saham tergantung pada masing-masing sekuritas yang dipilih untuk melakukan transaksi saham. Namun, saat ini sudah ada sekuritas yang menawarkan minimum setoran awal hanya senilai Rp 100.000.

Apabila milenial tidak memiliki waktu untuk memantau pergerakan saham, maka bisa mempertimbangkan menaruh investasi di reksa dana. Simak penjelasan tentang reksa dana di halaman selanjutnya. Reksa Dana merupakan instrumen investasi yang dikelola secara profesional oleh manajer investasi (MI).

Milenial sebagai investor cukup mempercayakan dana untuk dikelola MI ke dalam berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, deposito, maupun surat utang jangka pendek. Modal awal untuk investasi di instrumen ini bervariasi tergantung dari pilihan manajer investasinya, namun sekarang ini sudah banyak MI yang menawarkan minimum setoran awal hanya sebesar Rp 100.000.

Bagi milenial yang memiliki dana besar dan ingin adanya lebih kepastian bunga, maka bisa mempertimbangkan investasi di obligasi yang penjelasannya dapat dilihat di halaman selanjutnya. 
Obligasi merupakan surat berharga tanda pernyataan utang dari penerbit kepada pembeli yang disertai janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon (bunga) pada waktu tertentu. Obligasi dapat diterbitkan baik oleh perusahaan maupun oleh pemerintah. Modal awal untuk investasi obligasi terbilang paling besar dibandingkan instrumen lainnya, yaitu sebesar Rp 1 miliar.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular