Analis Ramal Keruntuhan Besar, Bitcoin Bisa Anjlok ke US$10.000

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 19:15 WIB
Foto: Ilustrasi Bitcoin. (IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga bitcoin dan aset kripto global tengah berada di bawah tekanan setelah gagal mempertahankan reli pasca mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada Oktober lalu. Analis pun memproyeksikan bahwa harga Bitcoin bisa jatuh sampai US$10.000 atau sekitar Rp166 miliar.

Melansir Forbes, Harga bitcoin tercatat telah anjlok dari puncak sekitar US$126.000 per koin menjadi sedikit di atas US$85.000 atau turun lebih dari 30%. Tekanan ini terjadi di tengah pernyataan miliarder Tesla Elon Musk yang kembali melontarkan pandangan ekstrem soal masa depan uang dan sistem keuangan.


Senior Commodity Strategist Bloomberg Intelligence Mike McGlone bahkan memperingatkan reli bitcoin di atas US$100.000 berpotensi memicu siklus koreksi tajam menuju level US$10.000 pada 2026. Ia menilai pasar tengah berada di ambang perubahan besar yang dapat berujung pada kehancuran hampir seluruh aset kripto.

McGlone menyebut penciptaan kekayaan berlebihan di aset spekulatif berisiko memicu resesi berikutnya, dengan kripto menjadi episentrum tekanan. Jika bitcoin jatuh hampir 90% ke level US$10.000, maka kapitalisasi pasar kripto global yang kini sekitar US$3 triliun berpotensi menyusut drastis menjadi hanya US$300 miliar.

Mengacu pada penurunan harga sejak Oktober, McGlone menilai pelemahan bitcoin berpotensi berlanjut akibat fenomena yang ia sebut sebagai post-inflation deflation. Ia mencatat sejak The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin pada 17 September, harga bitcoin telah turun hampir 25%.

Menurut McGlone, kondisi ini mengingatkan pada situasi pasar saham AS pada 2007 ketika indeks mencetak rekor sementara The Fed mulai memangkas suku bunga untuk merespons tekanan ekonomi. Saat itu, saham sempat bertahan sesaat sebelum akhirnya anjlok lebih dari 50% dan memicu krisis keuangan global 2008.

Peringatan serupa juga datang dari analis pasar lainnya yang menilai momentum bitcoin mulai melemah. Senior Market Analyst Trade Nation David Morrison mengatakan kenaikan tipis bitcoin belum mampu menutup kerugian sebelumnya.

Morrison menilai struktur teknikal bitcoin sempat membaik setelah memantul dari area jenuh jual di sekitar US$80.000 pada November. Namun, ia memperingatkan adanya risiko nyata harga kembali menembus ke bawah level terendah awal Desember yang bisa membuka peluang koreksi lanjutan menuju US$80.000.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investor Kripto Khawatir Dengan Revisi UU P2SK, DPR Bilang Ini