MARKET DATA

Ada Patriot Bond Danantara, Pasar Obligasi Korporasi RI Cetak Rekor

Mentari Puspadini,  CNBC Indonesia
16 December 2025 17:52
Danantara Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Danantara Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbitan surat utang korporasi berpotensi mencapai Rp284,3 triliun di akhir tahun 2025. Angka ini membuatnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Kepala Divisi Riset Ekonomi/ Chief Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto mengatakan, angka tersebut mengacu pada estimasi seluruh penerbitan EBUS Listed dan Non-Listed di bulan Desember mencapai Rp32,15 triliun.

Sementara itu, puncak penerbitan obligasi tertinggi terjadi pada Oktober dan Desember 2025. Hal ini didorong oleh penerbitan Patriot Bond oleh Danantara, masing-masing Rp50 triliun dan Rp11 triliun.

"Penerbitannya sendiri memang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti misalnya penerbitan Patriot Bond dari Denantara yang kemarin di bulan Oktober itu Rp50 triliun dan di bulan ini menerbitkan lebih kembali sekitar Rp11 triliun," terang Suhindarto, dalam konferensi pers virtual, Selasa, (16/12/2025).

Penerbitan obligasi korporasi sebesar Rp284,3 triliun di tahun ini mencetak rekor all time high (ATH). Adapun rekor sebelumnya terjadi di tahun 2017 dengan total penerbitan sebesar Rp185 triliun.

Ke depan, penerbitan baru surat utang 2026 diperkirakan akan berkisar Rp154,00-Rp196,86 triliun, dengan titik tengah pada Rp175,77 triliun.

Adapun beberapa faktor pendorong penerbitan surat utang di tahun depan adalah kebutuhan refinancing masih tinggi. Dimana surat utang jatuh tempo masih berada di kisararn Rp156,35 triliun.

Meski demikian, pertumbuhannya diperkirakan tidak setinggi tahun ini. Hal ini dikarenakan beberapa faktor risiko, seperti risiko geopolitik, depresiasi nilai tukar dan tarif ekspor.

"Selain itu, likuiditas lembaga keuangan relatif masih longgar. Pasca injeksi Dana SAL Pemerintah kepada Perbankan, Loan-to-Deposit Ratio bank menurun, sementara sektor multifinance memiliki FAR yang relatif stabil. Berisiko menekan nilai penerbitan Surat Utang Korporasi dari industri keuangan," kata dia.

Selain itu, sentimen yang lebih menguntungkan pasar saham membuat perusahaan melirik pasar ekuitas untuk menggalang dana. Hal ini seiring dengan prospek kinerja IHSG yang lebih baik, mengurangi minat menerbitkan surat utang, terutama oleh perusahaan tercatat.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Patriot Bond Tak Ganggu Likuiditas Pasar, Ini Alasannya!


Most Popular
Features