Rupiah Dibuka Menguat, Nilai Tukar Dolar AS Turun ke Rp16.620

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
Jumat, 12/12/2025 09:08 WIB
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikar (AS) pada perdagangan pagi ini, Jumat (12/12/2025).

Merujuk data Refinitiv, rupiah dibuka pada level Rp16.620/US$ atau terapresiasi 0,27%. Setelah pada perdagangan sebelumnya, Kamis (11/12/2025) rupiah menguat 0,09% atau ditutup di level Rp16.665/US$.


Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 WIB terpantau stabill di level 98,370 atau menguat tipis 0,03%. Setelah mengalami penurunan dalam dua hari beruntun.

Pergerakan rupiah di perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (12/12/2025) diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal khususnya tren pelemahan yang tengah terjadi pada dolar AS di pasar global.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia tersebut tengah berada di dalam tekanan pasca pengumuman pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bps) oleh bank sentral AS (The Fed) pada rabu (10/12/2025) atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Keputusan ini yang sebetulnya sudah diproyeksikan oleh para pelaku pasar, membuat minat investor terhadap aset berdenominasi dolar berkurang dan membuka ruang pergerakan positif bagi mata uang emerging markets termasuk rupiah.

Tekanan terhadap dolar juga diperkuat oleh dinamika di pasar obligasi AS. Imbal hasil (yield) US Treasury turun setelah The Fed mengumumkan rencana untuk memulai pembelian surat utang pemerintah jangka pendek mulai 12 Desember guna menjaga stabilitas likuiditas pasar. Pada tahap awal, The Fed akan membeli sekitar US$40 miliar dalam bentuk Treasury bills.

Selain itu, The Fed juga akan mengalihkan US$15 miliar dari aset mortgage-backed securities (MBS) yang jatuh tempo untuk kembali diinvestasikan ke T-bills. Dengan demikian, total injeksi likuiditas oleh The Fed mencapai US$55 miliar bulan ini.

Langkah ini disambut positif oleh pelaku pasar. Penambahan likuiditas dianggap mendukung aset berisiko, namun di sisi lain menekan daya tarik dolar AS sebagai aset safe haven.


(evw/evw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Melemah, Tembus Rp 16.730 Per Dolar AS