Generasi Muda Waspada, 3 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Terlilit Utang
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, pengetahuan dalam mengelola keuangan sedini mungkin sangat dibutuhkan dalam pembangunan manusia. Kepala Direktorat Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Cecep Setiawan memaparkan, gaya hidup dan tekanan sosial menjadi tantangan bagi generasi muda saat ini.
Ia mencatat, anak muda dihadapkan dengan 3 jenis tekanan sosial, antara lain, FOMO (Fear of Missing Out) yang mana fokus utama pada tren media sosial. Dalm hal ini membuat seseorang merasa harus mengikuti apa yang dilakukan orang lain.
Selanjutnya, YOLO (You Only Live Once), yaitu perilaku pada kesenangan semata, yang mendorong pengeluaran tanpa memikirkan masa depan. Serta, FOPO (Fear of (other) People's Opinion) yaitu perilaku yang berfokus pada pikiran dan opini orang lain, yang sering kali berujung pada pembelian barang untuk pencitraan.
Menurutnya, ketiga faktor ini memicu fenomena Doom Spending atau kebiasaan menghabiskan uang tanpa berpikir. Hal ini pada akhirnya menyebabkan keputusan dan kebiasaan finansial yang buruk.
"Jadi, ketika uang mengontrol kita, kita tidak hanya kehilangan keuntungan, kita juga kehilangan arah kita," ujarnya dalam acara Maybank Regional Financial Education Excellence (FinEx) Awards 2025 di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (10/12).
Selain itu, lanjutnya, tantangan besar keuangan generasi muda adalah penggunaan produk keuangan yang tidak tepat secara meluas, terutama terkait pinjaman online (pinjol).
OJK mencatat, sebanyak 80% Gen Z merasa lebih mudah mendapatkan uang melalui aplikasi pinjaman online yang tidak berizin atau diawasi, dibandingkan dengan pinjaman yang legal . Hal ini menunjukkan preferensi tinggi terhadap kemudahan dan kecepatan pinjol ilegal, meskipun berisiko.
Ia melanjutkan lebih jauh, ketiga perilaku tersebut menjadi motivasi generasi muda untuk menggunakan pinjaman online atau pinjaman dana online. "Lebih dari 50% menggunakan pinjaman hanya untuk hidup nyaman dan gaya hidup," sebutnya.
Hal itu juga menggarisbawahi besarnya masalah judi online dan bagaimana generasi muda berisiko jatuh dalam perilaku yang merusak keuangan ini. Semua ini menciptakan risiko besar terhadap kesehatan finansial mereka.
"(Angka itu) Menunjukkan bahwa banyak dari kita menggunakan penyelesaian instant untuk mendapatkan uang yang mudah," pungkasnya.
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]