Emiten Bahan Bangunan Hermanto Tanoko Lesu, Bos DEPO Ungkap Alasannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten taipan Hermanto Tanoko PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO) mencatat laba bersih yang Rp50,42 miliar pada kuartal III tahun 2025. Laba tersebut turun 11,2% dibandingkan tahun 2024 yang sebesar Rp57 miliar.
Namun, penjualan bersih DEPO naik 4,1% secara tahunan menjadi menjadi Rp2,1 triliun dibandingkan kuartal III tahun 2024 yang sebesar Rp2,02 triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan jumlah transaksi sebanyak 7,5% menjadi 1,63 juta transaksi.
Presiden Direktur Kambiyanto Kettin mengungkapkan, penurunan laba tersebut disebabkan oleh pasar di sektor properti tahun ini tidak bersahabat. Tekanan daya beli masyarakat kelas menengah cukup mempengaruhi kinerja perusahaan.
"Penjualan properti terkontraksi terutama di segmen kelas menengah. Daya beli tertekan, ini memengaruhi performa perseroan," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (9/12).
Mekipun demikian, DEPO akan tetap menjaga ketersediaan barang, meningkatkan efisiensi, dan memperluas pangsa pasarnya. "Kami tetap fokus menjaga ketersediaan barang, memperluas produk house brand, dan meningkatkan efisiensi operasional," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Direktur DEPO Henryanto Komala mengungkapkan, DEPO kini mengoperasikan 17 gerai usai membuka gerai baru di Pekanbaru pada 29 November 2025 seluas 2.200 m2. DEPO menargetkan pembukaan 1 gerai pada tahun 2025 (telah terealisasi) dan 3 gerai baru pada tahun 2026.
"Ekspansi gerai tetap menjadi motor utama pertumbuhan kami. Pasar daerah masih memiliki potensi besar, dan DEPO akan hadir lebih dekat dengan konsumen melalui jaringan gerai yang lebih luas dan efisien," jelasnya.
Sementara Direktur DEPO Amanda Grace Kettin mencatat, penjualan digital atau online melonjak 37,7% secara tahunan mencapai Rp289,74 miliar dan berkontribusi 13,7% dari total penjualan. Pertumbuhan ini diperoleh dari aktivasi live commerce melalui TikTok & Tokopedia, penjualan WhatsApp, dan optimalisasi laman web.
"Konsumen ritel bahan bangunan kini semakin digital. Fokus kami adalah membangun pengalaman omnichannel yang konsisten, mulai dari gerai fisik, e-commerce, hingga layanan chat commerce," ucapnya.
Adapum per September 2025, total aset Perseroan mencapai Rp2,291 triliun, dengan ekuitas Rp1,331 triliun, meningkat 4,8% secara tahunan. Belanja modal 2025 diproyeksikan sebesar Rp118 miliar yang dialokasikan untuk ekspansi gerai dan peningkatan infrastruktur operasional.
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]