Warga RI Makin Banyak Punya Asuransi Tapi Preminya Turun, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total tertanggung industri asuransi jiwa mencapai 151,56 juta orang per kuartal III-2025, tumbuh 12,8% secara tahunan. Meski demikian, hal ini tidak diikuti pendapatan premi.
Di sisi lain, pendapatan premi asuransi jiwa masih terkoreksi tipis 1,1% menjadi Rp133,22 triliun. Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, hal ini dipengaruhi penurunan premi tunggal di tengah pemulihan daya beli masyarakat.
"Penurunan premi terjadi pada premi tunggal, sementara premi reguler justru tumbuh konsisten 5% menjadi Rp83,04 triliun. Ini menunjukkan masyarakat lebih berhati-hati dan memilih pembayaran berkala yang lebih terjangkau," jelas Budi dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin, (8/12/2025).
Perubahan daya beli ini terjadi seiring pergeseran segmentasi pasar nasabah asuransi. Kini, pemain asuransi banyak menyasar ke masyarakat kelas menengah ke bawah yang memiliki purchasing power lebih rendah.
"Asuransi mulai memperluas pasar pendistribusian produk asuransi jiwa ini kepada masyarakat yang menengah ke bawah ketika tadinya banyak menyasar yang atas. Tadinya banyak fokus di kota-kota besar saja di mana mungkin kemampuan bayarnya lebih tinggi, sekarang mulai masuk ke beberapa kota lapis kedua atau satu lapis di bawahnya di mana mungkin kemampuan atau kebutuhan keuangannya juga tidak sebesar yang di kota besar, terangnya.
Dari segi perlindungan risiko, sepanjang Januari-September 2025, industri membayarkan klaim dan manfaat sebesar Rp110,44 triliun kepada 6,92 juta penerima manfaat, menegaskan fungsi asuransi jiwa sebagai pelindung finansial bagi masyarakat.
Ketua Bidang Kanal Distribusi dan Inklusi Tenaga Pemasar AAJI, Albertus Wiroyo, menjelaskan bahwa nilai klaim mengalami penurunan 7,9% dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan ini terutama berasal dari klaim surrender yang turun 18,7%, menandakan semakin baiknya retensi polis.
"Pemegang polis kini tidak lagi terburu-buru mencairkan polis mereka untuk kebutuhan jangka pendek," ujar Wiroyo.
Pada sektor kesehatan, pembayaran klaim turun 7,5% menjadi Rp19,35 triliun, diberikan kepada 3,19 juta orang. Nilai klaim kesehatan rata-rata per orang juga mengalami penurunan dari Rp7,0 juta menjadi Rp6,07 juta.
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]