Danantara Ungkap Strategi Investasi untuk Geber Pertumbuhan Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - MD Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, mengungkapkan bahwa pihaknya terus mempelajari dan membangun strategi investasi, terutama dalam membagi kelas aset yang dibidik untuk berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Untuk itu, Danantara juga mempelajari risiko dan membangun fondasi yang benar sebelum investasi.
"Kami berharap ke depan bisa bergerak lebih cepat. Memang pada 2025 ini kami lebih banyak mempelajari dan memastikan fondasi siap sebelum kami maju dengan lebih baik lagi. Selain itu, dana yang ada akan dikelola oleh bagian treasury public investment di instrumen yang likuid sebelum akhirnya mulai berjalan ke investasi yang produktif berdasarkan cash flow projection yang akan mereka berikan," ujar Ali kepada CNBC Indonesia belum lama ini, dikutip Senin (1/12/2025).
Dia menambahkan bahwa ada beberapa proyek yang masuk pipeline Danantara, dengan upaya kolaborasi bersama para pemangku kepentingan. Menurutnya, langkah investasi harus dilakukan secara matang dan tidak tergesa-gesa karena sifatnya jangka panjang dan nilainya cukup besar.
"Kami ingin memastikan implementasi terbaik untuk negara ini. Beberapa proyek besar ini sudah ada yang masuk prioritas dan sudah berjalan baik. Ada juga beberapa proyek quick win pipeline dan bekerja sama dengan swasta," tegas Ali.
Ali memastikan bahwa pada fase awal berdirinya, Danantara berfokus pada pembangunan fondasi dan pengambilan keputusan terbaik. Dengan begitu, badan pengelola investasi ini diharapkan dapat memperoleh keuntungan baik dari investasi yang likuid maupun dari proyek-proyek tertentu.
Danantara juga memaparkan bahwa lembaganya sedang mematangkan sejumlah proyek dari delapan sektor prioritas, antara lain hilirisasi, energi, energi terbarukan, teknologi, dan kesehatan. Salah satu proyek yang kini menjadi prioritas utama adalah Waste to Energy, sejalan dengan kebutuhan nasional dalam pengelolaan sampah dan penyediaan energi berkelanjutan.
Selain itu, Danantara juga menyiapkan investasi untuk fasilitas layanan bagi komunitas Indonesia di luar negeri, termasuk proyek terkait haji dan umrah. Dengan pendekatan tersebut, Ali berharap hasil investasi Danantara nantinya tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga manfaat sosial dan energi berkelanjutan bagi masyarakat.
Saat ini Danantara menempatkan sebagian dana ke Surat Berharga Negara (SBN). Ali menjelaskan bahwa sovereign wealth fund, termasuk Danantara, memiliki beragam tipe dan gaya investasi. Ia mencontohkan ada negara yang fokus pada pembangunan nasional seperti Arab Saudi, yang memprioritaskan pembangunan dan proyek jangka panjang sehingga return membutuhkan waktu. Namun ada juga pendekatan yang lebih minim risiko, menjaga dana tetap aman sambil mencari return dari berbagai instrumen dalam maupun luar negeri.
"Ada yang langsung cari return, ada juga yang long term. Danantara akan ada di keduanya karena akan hadir dengan berbagai proyek, baik yang dibutuhkan Indonesia maupun yang memberikan dampak ekonomi langsung dan return, termasuk beberapa instrumen pasar modal. Inilah yang sedang dilakukan - bukan hanya pemerintah tetapi juga swasta, meski butuh banyak waktu," jelas Ali.
Ali menegaskan bahwa mandat utama Danantara adalah menemukan leverage investasi dengan dampak besar bagi masyarakat. Ia juga menyadari bahwa proses ini membutuhkan waktu, terlebih karena Danantara merupakan hal baru bagi Indonesia. Ia memastikan bahwa dana akan digunakan sebaik mungkin untuk mencari return sambil tetap mendukung proyek pemerintah. Semua kegiatan yang dilakukan Danantara, kata Ali, mengikuti tata kelola yang prudent dan robust.
"Apalagi Danantara didukung profesional berpengalaman dan bertanggung jawab, jadi kami akan memastikan semua yang dilakukan transparan, agar tidak tersandung di tengah jalan," pungkasnya.
Potensi besar instrumen SBN tidak hanya dilirik oleh Badan Pengelola Investasi Danantara, tetapi juga masyarakat. SBN menjadi salah satu instrumen paling diminati oleh nasabah wealth management BNI, yakni BNI Emerald. Sebagai bank yang menjalankan aktivitas Mitra Distribusi SBN Ritel, BNI mengoptimalkan peran Relationship Manager dan Investment Specialist dalam memberikan advisory komprehensif mengenai investasi, sehingga nasabah dapat menentukan portofolio yang tepat sesuai kebutuhan dan profil risiko masing-masing.
Nasabah BNI dapat dengan mudah berinvestasi SBN Ritel melalui platform digital wondr by BNI yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Akses tersebut juga terbuka bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di luar negeri sehingga memperluas partisipasi masyarakat dalam mendukung pembiayaan pembangunan nasional.
BNI juga bekerja sama dengan Manajer Investasi rekanan untuk menyiapkan berbagai produk reksa dana yang disesuaikan dengan kondisi pasar terkini, demi mengakomodasi minat investasi nasabah yang terus meningkat serta memberikan return optimal agar kekayaan nasabah dapat terjaga di masa mendatang.
Nasabah BNI juga dapat berinvestasi reksa dana melalui aplikasi wondr by BNI dengan berbagai pilihan produk. Kemudahan ini mendorong peningkatan minat investasi, tercermin dari Subscription Mutual Fund melalui e-Channel BNI yang menunjukkan pertumbuhan signifikan sepanjang tahun 2025, dengan volume transaksi meningkat 20 kali secara tahunan dan frekuensi transaksi meningkat 6 kali secara tahunan.
(rah/rah)