Rupiah Menguat 0,21%, Nilai Tukar Dolar AS Turun ke Rp16.615
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (2/12/2025).
Melansir data Refinitiv, rupiah Garuda ditutup terapresiasi ke posisi Rp16.615/US$ atau mengalami penguatan sebesar 0,21%. Rupiah sudah penguatan sejak pembukaan perdagangan di pagi hari, dimana rupiah dibuka menguat 0,15% di level Rp16.625/US$.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di rentang level Rp16.610 - Rp16.645/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama global pada pukul 15.00 WIB tengah bergerak stabil di level 99,410.
Menurut ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, penguatan rupiah disebabkan oleh derasnya arus masuk ke instrumen pasar keuangan domestik.
Gunarto menilai ada potensi masuknya dana asing melalui pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta pasar surat utang negara yang terlihat dari penurunan yield dan penguatan harga obligasi pemerintah pada perdagangan sebelumnya.
"Kelihatannya ada flow dari pasar SRBI. Bisa juga ada flow dari pasar surat utang negara. Lalu yang kedua juga ada kemungkinan dari sisi flow surplus neraca dagang. Realisasinya masuk ke sini," ujar Myrdal kepada CNBC Indonesia dikutip Selasa (2/12/2025).
Sebagai catatan, merujuk data Bank Indonesia (BI) periode 24-27 November 2025, investor asing tercatat membukukan aksi beli sebesar Rp10.27 triliun ke SRBI. Hal ini sekaligus mamatahkan tren outflow asing di SRBI dalam enam pekan beruntun.
Dari sisi eksternal, meningkatnya proyeksi pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve) juga menjadi pengaruh. Berdasarkan CME FedWatch Tool, kini probabilitas akan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 87,2%. Hal ini membuat adanya tekanan pada dolar AS dan meningkatkan permintaan pada aset non dolar.
Myrdal memperkirakan rupiah berpeluang menguat lebih jauh menjelang akhir tahun berada pada level di bawah Rp 16.600 karena dari sisi fundamental dalam negeri bagus dan sisi global jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga.
-
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(gls/gls)