Rupiah Dibuka Menguat, Dolar AS Turun ke Rp 16.640

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
Senin, 01/12/2025 09:05 WIB
Foto: Petugas menjunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di VIP Money Changer, Jakarta, Kamis (25/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pertama Desember, Senin (1/12/2025).

Merujuk data Refinitiv, rupiah Garuda dibuka terapresiasi 0,03% ke level Rp16.640/US$, setelah pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (28/11/2025) rupiah melemah 0,12% ke posisi Rp16.665/US$.

Sejalan dengan itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB tercatat melemah 0,07% ke level 99,390, memperpanjang tekanan yang sudah membayangi pergerakan greenback sejak akhir pekan lalu.


Sentimen utama yang membayangi pergerakan rupiah pada perdagangan perdana Desember ini datang dari rilis data ekonomi dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi November 2025 hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan berada di 0,22% (mtm), sedikit lebih rendah dari Oktober yang sebesar 0,28% mtm. Inflasi tahunan diproyeksikan mencapai 2,80% (yoy) dengan inflasi inti stabil di sekitar 2,3%.

Sebagai perbandingan, inflasi Oktober tercatat 2,86% (yoy), sedangkan rata-rata inflasi November dalam lima tahun terakhir cenderung berada di bawah 0,20% (mtm), menandakan tekanan harga yang biasanya lebih ringan menjelang akhir tahun.

Selain inflasi, pelaku pasar juga menanti rilis neraca perdagangan Oktober 2025. Konsensus CNBC Indonesia memperkirakan surplus sebesar US$3,69 miliar, lebih rendah dari US$4,34 miliar pada September akibat melemahnya nilai ekspor di tengah penurunan harga komoditas global.

Dari eksternal, dolar AS mengawali Desember dalam posisi tertekan yang membuat dorong bagi mata uang emerging markets termasuk rupiah.

Pasar kini memperkirakan peluang sekitar 87% bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan minggu depan.

Ekspektasi tersebut diperkuat laporan bahwa Kevin Hassett, sosok yang dinilai dovish, menjadi kandidat terkuat menggantikan Jerome Powell sebagai Ketua The Fed.

Tekanan terhadap dolar semakin meningkat setelah greenback mencatat penurunan mingguan terdalam dalam empat bulan pada Jumat lalu. Pernyataan U.S. Treasury Secretary Scott Bessent bahwa Presiden Donald Trump berpeluang mengumumkan Ketua The Fed sebelum Natal juga memperluas ketidakpastian pasar.


(evw/evw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Melemah, Tembus Rp 16.730 Per Dolar AS