Bursa Asia Dibuka Beragam, Investor Tunggu Data Penting China-AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia-Pasifik dibuka beragam pada perdagangan perdana bulan Desember karena para pelaku pasar masih menunggu data manufaktur terbaru dari Tiongkok dan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve AS bulan ini.
Para investor memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 87,4% pada pertemuan The Fed mendatang pada 10 Desember, menurut CME FedWatch Tool.
Investor di Asia akan mencermati indeks manajer pembelian manufaktur Tiongkok untuk bulan November dari RatingDog, sebuah survei swasta yang berfokus pada perusahaan-perusahaan yang melakukan ekspor.
Indeks ini mengikuti data resmi yang dirilis pada hari Minggu yang menunjukkan aktivitas pabrik Tiongkok sedikit membaik pada bulan November, tetapi tetap mengalami kontraksi selama delapan bulan berturut-turut. Sektor jasa melemah karena pemulihan dari liburan sebelumnya mulai memudar.
Indeks acuan Nikkei 225 Jepang turun 0,47%, dan indeks Topix melemah 0,27%.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,26%, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 1,29%.
Indeks ASX/S&P 200 Australia stagnan di awal perdagangan.
Kontrak berjangka untuk Indeks Hang Seng Hong Kong menguat dan diperdagangkan lebih tinggi pada level 26.022, dibandingkan penutupan indeks sebelumnya di level 25.858,89.
Sementara itu, harga saham berjangka AS sedikit berubah pada awal sesi perdagangan Asia setelah pekan yang menguntungkan.
Pada hari Jumat di Amerika Serikat, Wall Street kembali diperdagangkan dengan sesi perdagangan yang lebih singkat setelah libur Thanksgiving. Nasdaq Composite
menguat 0,65% dan mengakhiri hari di level 23.365,69, mencatat kenaikan lima hari berturut-turut.
Sementara itu, S&P 500 menguat 0,54% dan ditutup di level 6.849,09. Dow Jones Industrial Average naik 289,30 poin, atau 0,61%, dan berakhir di level 47.716,42.
(fsd/fsd)