Rupiah Balik Melemah, Nilai Tukar Dolar AS Naik ke Rp16.650
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berbalik melemah pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (28/11/2025), setelah sempat dibuka menguat di pembukaan pagi tadi.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,18% ke level Rp16.665/US$. Padahal pada pembukaan pagi tadi, rupiah sempat menguat 0,06% di level Rp16.625/US$.
Sepanjang hari, rupiah bergerak dalam rentang Rp16.625-Rp16.665/US$ dan gagal mempertahankan momentum penguatannya.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB tercatat menguat 0,07% ke level 99,665, setelah sebelumnya bergerak dalam tren pelemahan sejak awal pekan.
Pergerakan rupiah hari ini mencerminkan kuatnya pengaruh faktor eksternal, khususnya dinamika dolar AS di pasar global. Tekanan dari dolar semakin terasa seiring meningkatnya taruhan pasar terhadap peluang pelonggaran kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) bulan depan.
Dolar AS sempat berada dalam jalur penurunan mingguan terdalam sejak akhir Juli. Namun pada Jumat ini, greenback mulai sedikit pulih setelah pasar meningkatkan spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed dan menyikapi gangguan teknis di CME Group yang sempat menghentikan perdagangan sejumlah pasangan mata uang.
Gangguan tersebut memperburuk likuiditas yang sudah tipis akibat libur Thanksgiving di Amerika Serikat.
DXY tercatat naik tipis ke 99,665 sekaligus memulihkan sebagian pelemahan setelah lima hari mengalami tren penurunan dan mencatat kinerja mingguan terburuk sejak 21 Juli 2025.
Di tengah likuiditas tipis, volatilitas pasar valuta asing cenderung mereda. Beberapa analis mencatat bahwa dengan perdagangan yang lebih sepi karena libur Thanksgiving, volatilitas FX cenderung menurun.
Sementara itu, pasar kini memperkirakan peluang sekitar 87% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 10 Desember mendatang atau terjadi lonjakan tajam dari proyeksi 39% sepekan lalu, menurut CME FedWatch.
(evw/evw)