Pasar Masih Menanti Kepastian Rusia-Ukraina, Harga Minyak Stagnan
Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Harga minyak dunia bergerak stabil pada Jumat pagi (28/11/2025), menjelang penutupan pekan.
Melansir Refinitiv pukul 09.40 WIB harga minyak jenis Brent (LCOc1) berada di US$63,38 per barel, sementara WTI (CLc1) berada di US$59,04 per barel. Kenaikan ini relatif moderat, namun cukup untuk mempertahankan tren penguatan yang terlihat sejak pertengahan pekan.
Pergerakan harga dalam seminggu terakhir juga mencerminkan pasar yang masih mencari arah.
Brent bergerak dari US$62,48 per barel (25/11/2025) ke US$63,38 per barel (28/11/2025), sementara WTI bergerak dari US$57,95 menjadi US$59,04 per barel. Meski fluktuatif, pola keseluruhan menunjukkan pemulihan bertahap setelah tekanan pelemahan sejak awal November.
Negosiasi perdamaian Rusia Ukraina kembali menjadi faktor penentu sentimen pelaku pasar.
Pembahasan perdamaian yang difasilitasi Washington dinilai berpotensi mencabut sebagian sanksi terhadap ekspor minyak Rusia yang bila terjadi dapat menambah suplai ke pasar global dan menekan harga.
Dari sisi kebijakan produsen, investor juga memantau rapat OPEC+ yang akan berlangsung pada Minggu. Berdasarkan laporan internal kelompok tersebut, kemungkinan besar organisasi akan mempertahankan tingkat produksi sembari membentuk mekanisme penilaian kapasitas maksimal produksi tiap negara anggota. Pasar menilai keputusan apa pun dari OPEC+ dapat menjadi penggerak utama harga minyak menyusul pelemahan berkepanjangan selama empat bulan terakhir.
Dari Amerika Serikat, penurunan jumlah rig pengeboran minyak ke level terendah dalam empat tahun turut menopang harga. Penurunan aktivitas pengeboran dipandang sebagai sinyal potensi pengetatan suplai dari produsen AS dalam beberapa bulan mendatang, khususnya apabila permintaan global kembali pulih.
Optimisme juga ikut tumbuh setelah meningkatnya ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Kebijakan moneter yang lebih longgar diperkirakan mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi global, sehingga menjadi salah satu faktor penyokong harga pada pekan ini.
Jika dihitung secara mingguan, baik Brent maupun WTI diperkirakan menutup pekan dengan kenaikan lebih dari 1%, sekaligus menahan tekanan bearish yang sempat mendominasi sejak kuartal III 2025. Namun pelaku pasar tetap berhati-hati, mengingat arah harga selanjutnya sangat bergantung pada hasil negosiasi geopolitik dan keputusan OPEC+.
Dengan banyak variabel besar yang masih menggantung, pasar minyak diprediksi masih berada dalam fase volatil dalam beberapa hari ke depan.
CNBCÂ IndonesiaÂ
(emb/emb)[Gambas:Video CNBC]