MARKET DATA

Patrick Walujo Mundur di Tengah Kabar Panas Merger GOTO dan Grab

Zefanya Aprilia,  CNBC Indonesia
24 November 2025 14:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Patrick Walujo akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

Rencana itu diungkapkan dalam siaran resmi dan akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Desember 2025 nanti.

Pucuk kepemimpinan tertinggi GOTO baru diemban oleh Patrick selama lebih dari dua tahun. Kabar ini juga datang saat mencuat isu emiten teknologi itu merger dengan Grab Indonesia. Namun rumor ini sebenarnya bukan barang baru.

Sejak tahun 2024, isu merger Gojek dan Grab mulai beredar, dan muncul lagi pada Mei lalu. Pada tahun ini, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) disebut-sebut dalam pusaran informasi mengenai aksi korporasi tersebut.

Akan tetapi kemudian Managing Director Investment Danantara Indonesia, Stefanus Ade Hadiwidjaja menepis kabar tersebut. "Saat ini belum ada pembicaraan terkait hal tersebut," ujarnya dalam keterangan yang diterima oleh CNBC Indonesia, Selasa (10/6/2025).

Kabar merger kedua perusahaan kembali santer ketika Istana membenarkan rencana aksi korporasi antara GOTO dan Grab.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan bahwa pemerintah tengah membahas penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol). Di dalam pembahasan pemerintah dan para pemangku kepentingan juga berbicara soal rencana penggabungan antara Grab dan GOTO.

Ketika ditanya mengenai kementerian yang terlibat, Prasetyo menjelaskan bahwa proses tersebut melibatkan banyak pihak, termasuk Danantara. Namun, ia belum menjelaskan secara rinci terkait rencana tersebut.

"Dalam hal ini macam-macam karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat di situ karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan gitu. Makanya minta tolong sabar dulu," ujarnya, Jumat (7/11/2025).

Terpisah, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengatakan soal merger Grab dan GOTO, perhitungan bisnis menjadi fokus utama.

"Yang paling penting unsur B2B nya mereka harus ngikutin B2B," ujarnya di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Pandu menegaskan dalam hal ini Danantara akan menyerahkan kepada masing-masing. "Kan pemerintah juga udah ngasih masukan, kita pasti ngikutin masukannya dari pemerintah," ungkapnya.

Ia mengaku, Danantara akan mendukung penggabungan dua bisnis digital tersebut selama dari sisi komersial juga menguntungkan. "Karena yang penting juga dari sisi commercial return harus ada, dan kita juga harus menjaga itu," sebutnya.

Pandu memandang, masukan pemerintah terhadap bisnis perusahaan digital tersebut sangat baik, namun perlu diingat bahwa GOTO juga berstatus emiten di pasar modal sehingga perlu perhitungan yang matang.

"Tapi kita tentu mendengarkan masukan pemerintah, itu pasti sangat baik, inginnya. Tapi tentu kita harus fokus B2B antara kedua perusahaan itu, dan juga jangan lupa mereka berdua perusahaan Tbk loh Jadi harus hati-hati loh kita ngomongnya," pungkasnya.

Sementara itu GOTO menegaskan, hingga saat ini belum ada suatu keputusan ataupun kesepakatan terkait hal tersebut.

"Setiap langkah yang diambil oleh GoTo akan senantiasa patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi perusahaan publik, dengan tetap memprioritaskan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham serta menjaga kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, serta seluruh pemangku kepentingan," Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GOTO R. A Koesoemohadiani.

Di sisi lain, manajemen menyebut, sebagai perusahaan teknologi yang didirikan dan tumbuh di Indonesia, GoTo menyambut baik upaya berkelanjutan pemerintah Indonesia dalam memperkuat ekosistem digital nasional, serta tetap berkomitmen untuk mendukung dan mematuhi kebijakan serta regulasi Pemerintah yang bertujuan membangun industri yang efisien, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk mitra pengemudi, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta konsumen di seluruh Indonesia.

"GoTo berkomitmen untuk senantiasa mendukung arahan dan kebijakan Pemerintah," sebutnya.

Fokus perusahaan saat ini tetap pada eksekusi agar dapat mencapai sasaran strategis guna menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham dan seluruh ekosistem GoTo.

Adapun kabar merger mengangkat saham GOTO dari level 55. Sejak akhir Oktober, saham GOTO telah naik 21,82% ke level 67.

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking! Patrick Walujo Mundur dari CEO GOTO


Most Popular