Garuda (GIAA) Ungkap Alokasi Suntikan Dana ke GMF & Citilink
Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyampaikan perubahan rencana penggunaan dana dari Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau rights issue yang sebesar Rp 23.670.819.000.000.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada tanggal 9 Oktober 2025 total dana PMTHMETD yang direncanakan sebesar US$ 1.846.320.636 berubah menjadi Rp 23,6 triliun.
Penggunaan dana PMTHMETD sebesar 36,78% atau setara dengan Rp 8.707.166.000.000 akan digunakan untuk modal kerja dan operasional yang meliputi pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat. Sebelumnya, rencana dana untuk modal kerja dan operasional sebesar 29% dari dana PMTHMETD.
Rinciannya, 7,7% atau setara dengan Rp 1.822.731.000.000 berasal dari SHL, dan 29,08% atau setara dengan Rp 6.884.435.000.000 berasal dari
penambahan modal tunai untuk pesawat tertentu yang jatuh periode di tahun 2025/2026.
"Perawatan dan perbaikan pesawat akan dilakukan oleh GMF dan/atau MRO lainnya berdasarkan Perjanjian Induk Perawatan Pesawat No. IG/PERJ/DE-3098/2018 dan No. GMF/PERJ/DT-3074/2018 tanggal 12 Maret 2018 antara Perseroan dengan GMF," tulis manajemen, dikutip Rabu (19/11).
Selanjutnya, sebesar 63,22% atau setara dengan Rp 14.963.653.000.000 untuk peningkatan modal kepada Citilink, melalui konversi pinjaman pemegang saham menjadi modal serta setoran modal tunai. Sebelumnya, modal kerja untuk Citilink sebesar 37%.
"Fokus restrukturisasi kepada Citilink adalah untuk menghindari dampak risiko strategis dan dampak sosial terhadap masyarakat," jelasnya.
Peningkatan modal Citilink diperkirakan akan dilakukan pada bulan Desember 2025. Rinciannya, sebesar 47,45% atau setara Rp 11.231.128.000.000 di mana sebesar 4.827.774.000.000 berasal dari konversi SHL, dan sebesar 6.403.354.000.000 berasal dari setoran modal tunai untuk pembiayaan modal kerja dan operasional Citilink, yang meliputi pembayaran biaya perawatan pesawat dan
dan perbaikan
Lalu, sebesar 15,77% atau setara dengan Rp 3.732.525.000.000 yang seluruhnya berasal dari setoran modal tunai, untuk melakukan pembayaran atas seluruh utang pokok pembelian bahan bakar pesawat Citilink kepada Pertamina sebesar US$ 225 juta.
(fsd/fsd)