Ini Dia Daftar Emiten Dengan IPO Terbesar di RI Tahun 2025

Romys Binekasri,  CNBC Indonesia
18 November 2025 20:50
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan konsultan Deloitte Southeast Asia 2025 menyoroti Indonesia yang menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang diperhitungkan setelah beberapa perusahaan lokal berhasil melantai di bursa dengan valuasi tinggi dan dukungan investor institusional global.

Capital Markets Services Leade Tay Hwee Ling, mengatakan, berdasarkan data per 15 November 2025, total penggalangan dana yang terhimpun dari penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) sebesar US$ 921 juta atau setara dengan Rp 15,35 triliun dari 24 emiten yang melantai di BEI.

"Sektor energi dan sumber daya menjadi penyumbang dana terbesar, dengan aktivitas IPO mencakup perusahaan minyak dan gas, energi terbarukan, serta jasa penunjang pertambangan," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (18/11).

Kinerja capaian IPO tersebut terutama didorong oleh pencatatan PT Merdeka Gold Resource Tbk dan PT Chandra DaYa Investasi Tbk, yang masing-masing menghimpun US$ 279 juta atau setara dengan Rp 4,65 triliun dan US$144 juta atau senilai Rp 2,4 triliun.

Posisi berikutnya ditempati sektor real estate, didukung oleh pencatatan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk, perusahaan yang berafiliasi dengan Agung Sedayu Group, salah satu pengembang properti terintegrasi terbesar di Indonesia.

Sementara, sektor konsumer berada di peringkat ketiga, dipimpin oleh pencatatan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk.

"Sektor infrastruktur dan energi, khususnya energi terbarukan, juga mencatat peningkatan minat seiring meningkatnya pipeline proyek strategis Indonesia dan percepatan transisi menuju energi bersih," imbuhnya.

Hwee Ling menambahkan, meskipun sentimen pasar menguat setelah pemilu, investor tetap berhati-hati di tengah tekanan makroekonomi seperti penurunan harga komoditas, ketegangan perdagangan global, dan penyesuaian tenaga kerja.

"Pipeline IPO pada kuartal IV 2025 mencakup perusahaan teknologi, logistik, dan jasa keuangan, yang diperkirakan menarik minat besar apabila mereka mampu menunjukkan profitabilitas dan ketahanan yang jelas," pungkasnya.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemilik Punya Catatan Hukum, BEI Buka Suara Alasan 'Loloskan' IPO COIN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular