Bappenas Ingin Lebih Banyak Penerbitan 'Orange Bond' di RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian PPN/Bappenas ingin menarik lebih banyak lembaga untuk menerbitkan orange bond, yakni instrumen pendanaan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan inklusi sosial. Saat ini, baru PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang menerbitkan orange bond atau obligasi oranye tersebut.
Orange bond adalah instrumen pendanaan baru yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan inklusi sosial, dengan dana yang disalurkan untuk mendukung program terkait tujuan-tujuan tersebut.
Deputi Pangan, SDA, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Leonardo A.A Teguh Sambodo mengatakan ingin mengumpulkan para kementerian dan lembaga untuk bisa duduk bersama dan memetakan kebutuhan serta mencari proyek yang bisa dibiayai. Hal itu dilakukan dalam Orange Forum 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/11/2025).
Menurut Teguh, beberapa kementerian, termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, membutuhkan pendanaan tambahan agar rencana aksi nasional yang telah disusun dapat dijalankan.
"Di situlah maka perlu ada kerja sama pemerintah sama swasta. Karena kita akan menurunkan risiko dari proyek-proyek itu sehingga ini bisa menjadi dasar bagi penerbitan pemberdayaan untuk pemberdayaan perempuan," ungkap Teguh di Gedung BEI, Senin (17/11/2025).
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya belum berkomunikasi dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk menarik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar menerbitkan orange bond. Namun, Teguh menyebut Danantara mengapresiasi langkah PNM yang berani menerbitkan orange bond untuk pembiayaan proyek Mekar.
Menurutnya, yang menjadi tantangan adalah bagaimana menemukan bisnis model, sebab PNM mengeluarkan bond yang itu didasarkan kepada proyek yang sudah berjalan, di mana risikonya, model bisnisnya sudah ditangani.
"Nah maka ke depan yang sebenarnya diperlukan adalah, sebagaimana tadi saya sampaikan, adalah menemukan bisnis model yang gap pemahamannya, bagaimana antara investor yang nanti akan menanamkan uangnya kepada orang swasta tersebut, pemahamannya apakah proyek ini bisa berhasil, bisa memberikan keberhasilan, dan juga memberikan manfaat yang optimal," terang Teguh.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pinjaman Danantara ke Garuda Indonesia (GIAA), 71% Buat Citilink