Danantara Bongkar Krakatau Steel (KRAS): Tidak Pernah Untung!
Jakarta, CNBC Indonesia — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) belum lama ini telah memberikan pinjaman dana Rp 8,28 triliun kepada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).
Managing Director, Stakeholder Management and Communications Danantara Indonesia Rohan Hafas mengatakan bahwa KRAS saat ini membutuhkan perbaikan.
Dia menyebut produsen baja tersebut memiliki banyak persoalan. Oleh karena itu Danantara membongkar habis untuk melakukan pembenahan.
"Bongkar habis. Nggak pernah untung. Nggak pernah bagus. Nggak pernah efisien," katanya di Gedung Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (31/10).
Rohan melanjutkan bahwa memiliki banyak persoalan dari investasi yang tidak pas.
Kendati demikian Rohan menilai bahwa KRAS adalah sebuah industri baja yang sangat besar dengan kelengkapan bisnis dari hulu ke hilir.
"Tetapi itu di beberapa waktu yang sudah panjang sudah beberapa lama ini. Untuk menutup kehidupannya, dipenggal-penggal mulai dijualin pengolahan airnya dan seterusnya," katanya.
Rohan juga menyorot bahwa KRAS hampir menjual pelabuhan. "Hampir dihilang pelabuhannya," katanya.
Padahal pelabuhan tersebut menurut Rohan adalah satu modal utama perusahaan, karena merupakan pelabuhan paling dalam di Indonesia. "Jadi kapal yang sangat besar bisa sandar. Itu nggak dimiliki bahkan di Indonesia tempat lain," katanya.
Sebagai informasi, dalam memperbaiki KRAS, Danantara akan memberikan pinjaman dana Rp 8,28 triliun yang akan digunakan untuk modal kerja. Bantuan dana tersebut menjadi bagian dari proses restrukturisasi KRAS.
Dalam jangka pendek akan dipenuhi dalam bentuk Pinjaman Pemegang Saham (PPS) senilai US$ 250 juta.
Selanjutnya, KRAS akan mengajukan tambahan hingga US$ 500 juta dalam bentuk lainnya untuk penyelesaian atau penyelamatan restrukturisasi perseroan setelah mendapatkan kesepakatan dengan pihak perbankan.
Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasional utama, antara lain, pembelian bahan baku berupa slab baja untuk pabrik HSM, hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil full hard (CRC F/H) pabrik CRM PT KBI, HRC pabrik pipa baja PT KPI, serta produk baja turunan.
Sementara itu, Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria mengatakan dana tersebut diberikan karena KRAS memiliki beban kewajiban utang yang cukup besar sehingga menggerogoti kinerja keuangan.
"Utangnya cukup besar ya. Ini sedang kita lakukan restrukturisasi, dan tahun lalu juga pabriknya kebakar ya, dan baru aktif kembali itu Desember tahun lalu," ujarnya saat ditemui di JCC Senayan Jakarta, Kamis (9/10).
Namun, untuk memastikan bahwa dana pinjaman tersebut digunakan dengan efektif, harus dilakukan perbaikan secara menyeluruh.
"Kita akan inject equity, modal kerja buat mereka, tetapi untuk memastikan bahwa modal kerja ini efektif tentu kita perbaiki juga secara komprehensif manajemennya," imbuhnya
(mkh/mkh)