Amman Mineral (AMMN) Rugi Rp2,91 T hingga Kuartal III-2025, Kenapa?

Mentari Puspadini,  CNBC Indonesia
30 October 2025 14:50
Tambang Batu Hijau, Sumbawa/Dok Amman Mineral, Detik
Foto: Tambang Batu Hijau, Sumbawa/Dok Amman Mineral, Detik

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang tembaga dan emas PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) membukukan rugi sepanjang periode Januari-September 2025. Hal ini dikarenakan kendala dalam peningkatan kapasitas ramp-up smelter dan aturan larangan ekspor konsentrat.

Merujuk pada laporan keuangan terbaru, perseroan membukukan rugi tahun berjalan sebesar US$175,05 juta atau setara Rp2,91 triliun (Rp16.630/US$). Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, Amman masih mencatat laba bersih sebesar US$720 juta (Rp 11,97 triliun).

"Hal ini mencerminkan dampak transisi jangka pendek seiring dengan selesainya peralihan perusahaan menuju operasi hilir. Dengan penjualan katoda tembaga yang kembali dimulai sejak Q2 dan penjualan emas murni sejak Q3, kinerja keseluruhan mulai menunjukkan pemulihan," sebagaimana disampaikan melalui keterbukaan informasi BEI.

Dari sisi pendapatan, Amman meraup penjualan bersih sebesar US$545 juta. Angka ini anjlok 78,1% dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,49 miliar.

Seperti diketahui, mulai tahun 2025, Perusahaan hanya diizinkan menjual produk logam jadi, seperti katoda tembaga dan emas murni, tidak dalam bentuk konsentrat seperti pada tahun 2024. Transisi ini menyebabkan penurunan penjualan bersih di kuartal III-2025.

Dari penjualan tersebut, penjualan katoda tembaga menyumbang sekitar US$389 juta sejak Q2, sementara penjualan emas murni, yang dimulai pada Q3. berkontribusi sekitar US$155 juta. Sisanya sebesar USS1 juta berasal dari penyesuaian harga akhir dan volume atas penjualan konsentrat tahun 2024.

"Perseroan sedang mengajukan izin ekspor konsentrat dan setelah izin tersebut diperoleh, Perseroan akan dapat menjual baik konsentrat maupun produk logam jadi," ungkapnya.

Berdasarkan laporan posisi keuangan, total aset perseroan mencapai US$12,81 miliar, naik 15,2% dari US$11,12 miliar pada akhir 2024. Sementara itu, total liabilitas dan ekuitasnya masing-masing tercatat sebesar US$5,00 miliar.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article TBS Energi Utama (TOBA) Rugi Rp 1,8 T di Semester I, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular