Bos BI Warning 'Risiko Ngeri' Ekonomi Digital: Serangan Siber

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 30/10/2025 09:57 WIB
Foto: Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Opening Ceremony FEKDI x IFSE 2025. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mewanti-wanti makin besarnya serangan siber kepada seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam aktivitas ekonomi dan keuangan digital.

"Semakin maju digital semakin tinggi risiko serangan siber," kata Perry dalam acara pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit and Expo 2025 di Jakarta International Convention Center, Kamis (30/10/2025).

Perry mengatakan, perkembangan risiko siber yang paling sering muncul ialah terkait dengan phising atau penipuan yang dilakukan dengan memanfaatkan informasi pribadi yang sensitif untuk membobol rekening keuangan.


Oleh sebab itu, ia meminta seluruh pelaku ekonomi dan keuangan digital untuk terus memperkuat layanan perlindungan konsumen, keamanan cyber, hingga program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT).

Perry menegaskan, seluruh penguatan keamanan itu penting dilakukan karena volume ekonomi dan keuangan digital akan berkembang pesat dari saat ini masih sebanyak 37 miliar transaksi menjadi 147,3 miliar transaksi pada 2030.

Transaksi sistem pembayaran digital yang saat ini 13 ribu transaksi ia sebut juga akan ikut naik pada 2030 menjadi 4,6 miliar transaksi.

"Kita harus tahu bahwa digital mengandung risiko, semakin maju ada risiko serangan siber," tuturnya.


(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Serangan Siber, Perusahaan Switching Waspadai Anomali Transaksi